Saturday, September 29, 2012
Wednesday, September 26, 2012
ngga tepat sasaran
X : Linggis,
gergaji, palu, obeng, senapan angin, meriam, semua udah kukerahin kok buat
mereka! Terus ko tetep ga bisa?
Y : Terang aja,
mereka itu kelaperan, bukannya mau perang
X : ....
Terlintas di
perjalanan pulang tadi sore hehe
26 September 2012
Tuesday, September 25, 2012
met new people : another way to found yourself
"Bertemu dengan orang-orang baru adalah salah satu jalan menemukan dirimu. Terkadang memang proses yang terjadi hanya di permukaan saja. Tapi percayalah, selalu ada pelajaran untuk dirimu."--Jalan Setiabudhi, 19 September 2012
Sebuah catatan yang
kutulis dalam buku catatanku seusai pulang dari Balitsa Lembang, terkait
pengumpulan laporan KP.
Pembimbingku disana
memberikan form penilaian kinerja ku di sana beberapa waktu lalu. Sesuatu yang awalnya kupikir sebuah
formalitas saja, tapi ternyata ngga sepenuhnya begitu.
Hasil akhirnya, aku
diberi sebuah nilai yang cukup baik. Cukup lah, mungkin juga tak jauh beda
dengan nilai teman-temanku yang juga KP di tempat berbeda. Namun yang lebih
menarik buatku adalah bagian "Catatan".
Di situ tercatat
bahwa secara umum kemampuanku cukup baik, namun perlu meningkatkan kemampuan
ilmiahnya.
Mungkin terdengar
biasa-biasa saja bagi kalian, namun bagiku, terasa seperti ada bayangan lampu
menyala di atas kepala kanan, kemudian terdengar "aha!"
Yah, itu semua jadi
lain kawan, kalau kau merasakan ada sesuatu yang rasanya cocok.
Interaksi dengan
pembimbing ku selama lebih kurang 45 hari itu, tentu menimbulkan sebuah kesan,
apalagi mungkin setelah melihat draft
laporan KP ku. Kemampuan ilmiah salah satu skill yang sangat diperlukan di
berbagai bidang, kupikir. Jadi mungkin setelah ini harus lebih keras berusaha!
Yak dibantu yak
temannya dibantu yak! :D
Resume Studium Generale 1 - Wakapolri
REFORMASI DAN DEMOKRASI KEPOLISIAN
“MELIHAT DAN MEMAHAMI KEPOLISIAN RI LEBIH DEKAT“
Narasumber : Komjen Polisi Drs. Nanan Soekarna
Citra
kepolisian di Indonesia masa kini dinilai negatif oleh masyarakat, pungli,
kekerasan, atau korupsi. Padahal sejatinya tugas polisi adalah mengayomi,
melindungi dan melayani masyarakat. Seburuk itukah kepolisian di Indonesia? Tak
tahukah bahwa penilaian berbagai lembaga
menunjukkan bahwa polri mempunyai hasil yang baik? Bahkan dinilai sebagai
lembaga kepolisian yang sangat baik di luar negeri sana?
Pak Nanan
memulai ceritanya dengan latar belakangnya dahulu. Dulu beliau sangat membenci
polisi. Dibesarkan di lingkungan militer, ternyata Allah menunjukkan jalan
berbeda, hingga sampai saat ini berada di kepolisian dan menjadi orang nomor 2
di polri. Beliau bertekad semoga tidak menjadi polisi yang banyak dibenci oleh
masyarakat.
Wajah polisi
Indonesia dicitrakan buruk. Para mahasiswa mengaku kesal dengan ulah polisi
yang tampak di jalanan. Kalau lapar, adakan razia, tilang saja yang melanggar.
Kalau tidak mampu bayar denda, kompromi jadi jalan keluar. Uang kompromi yang
ditarik tak masuk kas negara, tidak tahu kemana.
Perlu kita
ketahui bahwa dalam menjalankan tugasnya, anggota Kepolisian Republik Negara Indonesia
berjumlah mencapai 400 ribu orang. Dari jumlah yang banyak tersebut terdapat 4
levelisasi kepemimpinan yang masing-masing memiliki jumlah dan wewenang yang
berbeda: (1) Pati sekitar 237 orang, (2) Pamen sekitar 13ribu
orang, (3) Pama sekitar 31 ribu orang, dan (4) Bintara sekitar
340 ribu orang.
Masing-masing
level tentu berbeda. Oknum polisi yang sering kita lihat di jalanan, mungkin
yang jumlah nya paling banyak, mencitrakan polisi, sebenarnya produk dari
pembentukan masyarakat juga. Bila top management nya bagus namun pada tingkat
bawahnya kurang bagus, mungkin citra yang terbentuk memang akan negatif, karena
jumlahnya lebih banyak dan tersebar di grass root.
Ketidakseimbangan
dalam pemberitaan media juga berimbas pada citra yang buruk. Padahal selain
itu, polri juga memiliki banyak prestasi, namun sangat jarang dipublish oleh
media. Penilaian kinerja polri dinilai sangat baik oleh menpan, BPK, KPK, UKP-4
dan JSI (2011). Namun mungkin bagi media, bad news is a good news. Jadi
prestasi yang baik jarang di ekspos.
Perlu diketahui
juga, anggaran total untuk kepolisian hampir 40 T. Sebuah angka yang besar.
Namun alokasi dananya 71% untuk gaji (28 T), 19% operasional (7,349 T), dan 10%
untuk sarana dan prasarana (0,39 T). Tak seberapa bila dibanding kasus
yang terjadi di Indonesia. Namun mereka tak bekerja atas dasar uang, namun rasa
pengabdian untuk negara.
REFORMASI POLRI
Reformasi polri
dilakukan bersamaan dengan reformasi Negara Indonesia, pada tahun 1998, yang
dikenal juga sebagai buku biru polisi. Sejak tahun 2005, sudah dibuat Grand
Strategy Kapolri (2005-2025) oleh UI. Dari grand strategy tersebut dibagi
menjadi 3 renstra yang harus terus dijalankan dan dievaluasi keberjalanannya.
Sasaran reformasi birokrasi adalah : (1) polri bersih, bebas dari KKN; (2)
meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; serta (3)
meningkatnya kepasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
Bekerja sebagai
pelayan masyarakat sipil, bukan bekerja secara militer. Kini arah geraknya juga
banyak menyertakan masyarakat, lebih terbuka, dan aktif di berbagai komunitas.
Membangun kepercayaan sehingga dapat mencapai sinergi untuk lebih optimal. Di
dada kanan polisi kini terdapat Pin Pelayan Prima Anti KKN dan Anti Kekerasan
yang melambangkan tekad yang kuat dari polisi sebagai pelayan dan sahabat
masyarakat.
POLISI
DEMOKRATIS
Emotional
quotient cukup sering disebut-sebut oleh Pak Nanan. Rupanya dalam membentuk
seseorang menjadi polisi, rasa ketaqwaan menjadi faktor utama. Dalam setiap
apel pagi dan siang terdapat do’a yang memang dimaksudkan untuk terus
menyadarkan diri dan sebagai jalan hidayah. Karena godaan dari berbagai
kepentingan akan terus datang, dan kalau tidak kuat menghadapinya, akan
terjerumus.
Ada yang disebut
Politic of Policing, mengenai berbagai kepentingan yang tak bisa lepas
dari kepolisian, yaitu : Political, Public Pressure, Policy, Pendidik/Peserta,
Pengacara, Publish/media, Politism. Hal-hal tersebut akan menjadi masalah bila
polisi tidak mempunyai karakter kuat untuk terus menegakkan hukum.
Sebagai penegak
hukum, menjadi sebuah dilema bila dihadapkan antara menegakkan hukum dengan
adanya HAM. Karena ini, polisi sering di cap tidak manusiawi. Padahal
sebetulnya mereka memegang asas tegas humanis. Dalam aturannya, terbukti bahwa
sebenarnya kepolisian membutuhkan masyarakat untuk terus mengawasi dan
mengingatkan polisi. Keamanan dapat terwujud bila semuanya bersedia
berpartisipasi dalam mewujudkannya.
Pesan
Terakhir Kepada Civitas Akademika
Semua civitas
akademika ikut mengawasi, mendukung melaporkan dan mengingatkan. Karena
kedepannya, mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa yang akan datang, yang akan
menggantikan kepemimpinan saat ini.
______________________________
Dibuat sebagai tugas mata kuliah umum Studium Generale Rabu, 19 September 2012
selesai pada 21 September 2012 :)
membuka pandangan lebih luas tentang kepolisian RI
membuka pandangan lebih luas tentang kepolisian RI
dan ini sedikit oleh-oleh bisa berfoto bersama hehe :)
(Captured by : Anjaritha, 2012) |
Monday, September 24, 2012
tebak-intip dunia pekerjaan
Saya termasuk orang
yang santai bila harus bertemu dengan seseorang. Maklum masih mahasiswa biasa
yang ngga punya kesibukan apa-apa. Masa mahasiswa ini saya belum mengerti
tentang kode etik dalam profesionalisme dunia kerja. Masih cupu, masih banyak
salah, masih belajar karena belum banyak tau apa-apa.
Dengan tanpa
perasaan apa-apa saya melangkah memasuki sebuah kantor perusahaan penjualan
mobil, tempat dimana kakak saya bekerja. Tujuan kedatangan saya adalah untuk
mewawancarai Bagian HRD terkait tugas Manajemen Sumber Daya Manusia. Tugasnya
mengetahui struktur organisasi, posisi tertentu yang ingin dipelajari , serta
tugasnya sehari-hari.
Sebelumnya saya
sudah minta tolong kakak saya untuk menanyakan, apakah bisa ngobrol-ngobrol terkait tugas analisis
pekerjaan ini. Masuklah saya ke show room, bertemu respsionis, dan diminta
tunggu di lantai 2, di ruang tunggu.
Singkat cerita, saya
bertemu dengan orang yang dijanjikan. Lega rasanya karena diterima orang yang
sangat terbuka. Setelah menjelaskan maksud kedatangan, saya diarahkan untuk
bertemu atasannya di bagian HRD.
Perlahan tapi pasti
saya buka pintu dan masuk ke dalam ruangannya, disambut dengan sebuah senyuman
menyapa. Saya jelaskan kembali maksud kedatangan saya, dan kemudian inilah inti
ceritanya.
Saya datang kesana
tanpa membawa surat pengantar dari kampus. Bukannya saya tidak diajarkan untuk
membawanya, tapi saya pikir saya memang hanya
ingin berbincang sedikit saja, unformally, dan karena sudah sempat buat
janji. Tapi ternyata mungkin tidak bisa seperti itu. Orang yang saya temui ini
kan seorang profesional, bekerja dalam sebuah perusahaan, dan punya pekerjaan
yang harus diselesaikan. Dia juga tidak bisa memberikan informasi sembarangan.
Setidaknya secara formal harus ada surat pengantar.
Saya ngga berhasil
wawancara deh.
:)
* * * *
Banyak pelajaran
yang bisa diambil khususnya oleh saya pribadi.
Mungkin saya masih
terlalu polos (belum mengerti) tentang bagaimana dunia kerja.
Kepala HRD itu hanya
menjalankan pekerjaannya, sebagai pekerja yang profesional. Saya harus belajar
lebih mengenai adab-adab dalam perusahaan, sesuatu yang lebih serius dibanding
kehidupan mahasiswa sehari-hari. Yang bukan bocah lagi, kehidupan orang dewasa.
* * * *
By the way, struktur
organisasi dalam perusahaan itu sesuatu yang rahasia ya?
* * * *
Ketika kau meminta diberi kekuatan, Allah memberimu pengalaman untuk menjadi kuat :D
Wednesday, September 19, 2012
stronger
What doesn't kill you makes you stronger
Stand a little taller
...
What doesn't kill you makes you fighter
Footsteps even lighter
...
--Kelly Clarkson, Stronger
--Kelly Clarkson, Stronger
Monday, September 17, 2012
Thursday, September 13, 2012
Bincang Asik Pak Hernowo : Tips Menulis :D
Suatu pengalaman tak terlupakan bisa berbincang dengan Pak Hernowo walaupun hanya lewat tulisan. Teknologi semakin berkembang, dan kini jarak udah ga jadi masalah berarti. Yang jauh jadi dekat, yang dekat jadi jauh juga hehe. Beliau ini di Mizan, aktif banget nulis dan ngajarin nulis. Contoh bukunya Vitamin T dan Mengikat Makna. Dari buku beliau saya banyak tau juga beberapa nama yang beliau tuliskan sebagai sumber inspirasi.
Saya tergabung di sebuah grup facebook milik beliau yang spesialis baca-tulis mengikat makna. Wooh pertama kali saya baca buku Pak Hernowo, langsung suka dengan gaya berceritanya, plus seneng karena konten yang ditulisnya memang serba-serbi dalam menulis. Bukan teknisnya tapi, penghayatannya hehe
Saya tergabung di sebuah grup facebook milik beliau yang spesialis baca-tulis mengikat makna. Wooh pertama kali saya baca buku Pak Hernowo, langsung suka dengan gaya berceritanya, plus seneng karena konten yang ditulisnya memang serba-serbi dalam menulis. Bukan teknisnya tapi, penghayatannya hehe
Ini kutipannya, gak saya edit biar original hehe. semoga bermanfaat :)
* * * * *
Pak Hernowo Hasim, permisi saya hajah, sangat senang baca-tulis. dan ingin belajar Ada yang ingin saya tanyakan:
1. Bapak sangat produktif sekali dalam menulis dengan
tulisan yang bergizi, bagaimana pengaturan waktu membaca dan menulis bapak?
dijadwal tetap atau sesukanya? proporsinya bagaimana?
2. dari sekian banyak yang bapak tulis, cara
penyimpanan tulisan tulisan bapak (mendokumentasikan) seperti apa? saya masih
bingung pengelompokannya dan karena tulisan2 saya tersimpan acak. hehe oh ya
saya suka nulisnya di blog.
terimakasih ya pak :D
Alhamdulillah,
memiliki kesenangan dalam membaca dan menulis adalah sebuah anugerah Bu. Jadi,
anugerah itu perlu Ibu rawat dengan baik. Silakan belajar bersama saya. Saya
akan memberikan apa pun yang Ibu mintakan kepada saya. Saya akan membagi
pengalaman baca-tulis saya dengan senang hati.
Jawaban saya: 1.
Pertama, sy punya konsep "mengikat makna". Konsep ini mewajibkan sy
untuk menuliskan (mengikat) hal-hal penting dan berharga yg sy dpt dari
membaca. Jadi, setiap kali selesai membaca, sy tentu memproduksi tulisan.
Mungkin ini ya Bu yg menyebabkan sy produktif menulis. Sy tak mau terjebak dlm
kesia-siaan membaca. "Mengikat makna" telah menolong sy agar tak
sia-sia membaca. Membaca sy ada hasilnya.
"Mengikat
makna" memberi sy sebuah cara membaca yg enak dan menyenangkan. Cara itu
bernama MEMBACA "NGEMIL". Lewat cara membaca "ngemil", sy
bisa membaca setiap hari. Ada banyak bacaan yg sy baca tiap hari, tak hanya
buku. Prinsip sy, sekali lagi, habis baca (apa pun yg sy baca meski hanya
sedikit), sy pun menuliskan apa yg sy peroleh dari membaca tsb.
Jawaban 2: Di
komputer sy, ada folder yg sy kelompokkan per tahun (2011, 2012 misalnya) dan
kemudian kelompok per tahun itu sy pecah menjadi 12 bulan (Januari-Desember).
Setiap hari, tulisan atau "ikatan makna" itu sy masukkan ke kelompok
bulan. Setiap minggu, sy mengevaluasinya. Ada yg sy posting ke Facebook dan ada
yg tidak. Yg penting, bukan hanya mengelompokkan dlm folder tapi mengevaluasi
dan menatanya.
Sy tak punya blog.
Ibu beruntung punya blog. Sekali lagi, jangan lupa mengevaluasi tulisan-tulisan
ibu. Teruslah bertanya, kenapa menulis ini dan untuk apa tulisan ini? Carilah
makna dari setiap tulisan Ibu. Menemukan MAKNA menjadi bagian yg sangat penting
dari kegiatan baca-tulis saya. Makna itulah yg menjadi motivator sy untuk
kontinu dan konsisten membaca dan menulis setiap hari---meski hanya sedikit yg
sy baca dan sy tulis. Semoga bermanfaat. Salam.
(eh tiba-tiba ada yang komen : Kak irfan hehe)
karena namanya hajah dipanggilnya ibu, padahal masih mahasiswa. hehehe...
karena namanya hajah dipanggilnya ibu, padahal masih mahasiswa. hehehe...
wah sip pak!
(balasannya wow banget hehe)
kalo boleh saya
ngiket maknanya (hehe),
-seneng baca-tulis
itu harus disyukuri, dipiara, dan bapak memang bersedia membimbing siapapun
yang membutuhkan (yess)
- baca
"ngemil" --> ngiket makna --> otomatis produksi
tulisan
Aaaa terimakasih pak,
saya mau ngesave in tulisan tulisan bapak yang di document sini hehe
Ya, Hajah, silakan
bertanya apa saja kepada saya. Semoga dengan memberi pertanyaan kepada saya,
pertanyaan itu kemudian dapat membantu saya mengeluarkan pengalaman membaca dan
menulis yang saya jalani selama ini. Saya punya "cara" atau "jalan"
dalam membaca dan menulis yang bernama "mengikat makna". Saya yakin,
Hajah juga punya. Temukan "jalan" membaca dan menulis Hajah lewat
"jalan" setapak yang saya miliki. Pernah nonton film Finding
Forrester? Kalau pernah, Hajah tentu paham dengan apa yang saya kisahkan
barusan ini.
"satu lagi
pertanyaan pak, teknis banget tapi, pas bapak nulis makna, bapak punya semacam
buku catetan yang isinya 'hasil ikatan makna" semua gitu pak? baru ntar
ditulis di komputer gitu ya? haturnuhun paak!"
JAWAB: Saya dulu punya buku
catetan itu. Sewaktu saya naik haji pada 2002, saya punya 5 buku catetan
(berupa buku tulis). Ya, buku catetan itu memang untuk menampung "ikatan
makna" dalam bentuk yang beragam dan luat. Dalam bahasa Ralph Fletcher,
buku catetan itu disebut "Writer's Notebook".
Waktu saya selesai
berhaji, buku catatan haji saya kemudian saya pindah ke digital (diketik lewat
komputer)--sebagaimana yang Hajah katakan. Namun, kini, saya mengubah buku
catetan atau Writer's Notebook itu dalam bentuk BlackBerry he he he
. Saya sering
mencatat (mengikat makna) di BB saya karena praktis. Mula-mula susah karena
keyboard-nya kecil. Eh lama-lama jadi nyaman. Terutama kalau tiba-tiba ada
GAGASAN atau IDE datang. Saya langsung mengikatnya di BB saya. Kan gagasan
datang tak kenal waktu?
Baru, catatan saya di
BB itu saya kirim via email atau saya pindah ke komputer/lap top saya dan saya
eksplorasi. Jadilah sebuah tulisan. Demikian Hajah, semoga pengalaman saya ini
bermanfaat untuk memperbaiki dan mengembangkan serta meningkatkan kemampuan
menulis (dan membaca) Anda. Salam.
Terimakasih banyak
pak,
Wah Finding Forrester
saya belum pernah nonton pak, kalo finding nemo sudah hehe :3
wah saya senang juga
jadi tau cara-cara teknis bapak, mungkin sya tiru dulu sekarang2, nanti mungkin
akan nemu gaya sendiri ya pak. Saya seneng juga jadi
tau Ralph Fletcher dan writer's notebooknya! Saya googling dan dapet websitenya
(terus dapet tipsnya, yes! www.ralphfletcher.com/tips.html) intinya selalu sedia
media tulis weh ya pak kemana kita berada. soalnya hape saya BL pak (Black
Lenovo - ngegaring ceritanya he he)
ini walaupun comment
saya pendek sebetulnya wejangan bapak ini saya coba resapi hehe.
sekali lagi
terimakasih banyak ya pak! :D
Ya kita memang perlu
meniru dulu, baru nanti menemukan cara atau "jalan" menulis yang khas
diri kita. Itu yang diajarkan seorang novelis, William Forrester, yang ada di
film yang saya tunjukkan. Salam.
* * * * *
ini grup nya Klinik Baca-Tulis Mengikat Makna, silakan yang mau lihat lihat :D
image source : http://www.thewritersworkshop.net/classes_fiction.htm
Monday, September 10, 2012
Refleksi Kebakaran Sunter
Sesampainya di
rumah, aku langsung makan dan ikut menonton tayangan berita di televisi.
Beritanya tentang kebakaran di Sunter. Entah dulu kalau ada berita musibah,
saya sedih-sedih-datar, maksudnya berusaha berempati tapi tetap belum berasa
sampai ke hati.
Kebakaran Sunter
terjadi di pemukiman padat ketika siang hari saat penghuni kebanyakan
beraktivitas. Hampir 490 orang mengalami kerugian. Sekolah anak-anak agak
terhambat. Hampir tak ada barang yang bisa diselamatkan dari sisa puing-puing
kebakaran. Kini mereka berada di pengungsian, tak tahu akan sampai kapan dan
tak tahu punya rencana apa setelah ini. Sangat sedikit barang yang tersisa untuk melanjutkan hidup. Rasanya
segala kebutuhan penunjang hidup dunia hilang tak ada, dan kini tak punya
apa-apa.
Sambil ditemani
bapak, tiba-tiba beliau mengatakan sesuatu, dan saat itu perasaanku seakan
menolak untuk mendengarnya, seolah tahu kemana arah pembicaraan, karena tak mau
tangisanku tumpah:
"Kalau lihat musibah begini jadi ingat kemarin. Bapak belakangan benerin rumah, renovasi rumah kos sampai uangnya habis pisan, bener-bener ngga bisa bilang apa-apa karena ngga punya uang. Padahal uangnya larinya tetep ke sendiri. Sekarang juga masih bisa pulang ke rumah, masih bisa makan. Nah mereka, rumahnya kebakaran, sekarang benar-benar kehilangan semuanya. Bener-bener ngga tau musti bilang apa."
Maafkan kami yang
jarang bersyukur ini.
Mudahkan kami untuk
dapat mensyukuri segala nikmat yang kau beri..
Semoga diberi kelapangan dalam menerima kasih sayang Allah dalam bentuk apapun
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam..
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam..
Bandung, 10
September 2012
5 yang harus kompak
Suatu sore di
kampung bapakku, di Wonosobo. Hari itu kami bersiap pulang untuk kembali menuju
Bandung. Mudik kali ini selalu dibumbui oleh agenda pergi ke Dieng untuk
mengantar saudara kesana, serta ke Jogjakarta sembari mengantar adik yang tak
lama lagi sudah mulai masuk kuliah lagi, di UGM sana.
Perbedaan adalah
sebuah keniscayaan yang harus diterima dan diambil hikmahnya. Tahun ini
keluargaku dan keluarga om-tante masih tetap ke
Jawa, tak tahu bagaimana tahun depan. Kini tak ada lagi yang benar-benar
dikunjungi bila mudik ke Jawa, mbahku baru saja 100 harian.
Aku ingat waktu
dulu, kami selalu pulang dengan mobil yang semakin penuh isinya, oleh-oleh dari
pasar, opak, manisan carica, keripik jamur, kacang dieng, bakiak, bakpia, dll. Tapi
untuk oleh-oleh tahun ini, masakan homemade saja.
Kali ini bapak masak ikan dan berniat membagikannya pada tetangga. Ya, Ikan !
Di sana ikan sangat melimpah sampai-sampai kami terlalu bosan dan tak pernah
ingat untuk mensyukurinya.
* * * * *
Bapak tiba-tiba memanggilku, minta diambilkan daun binahong yang merambati pohon pisang di dekat WC Umum sekitar sungai (Sungai Parang Mentos kami menyebutnya). Ternyata Jempol jari bapak berdarah-darah akibat gigitan ikan "bawal" yang sudah mati. Badan ikannya sudah dipotong, namun mungkin nyawa belum sepenuhnya mati, dan berusaha menikmati gigitan terakhir.
Bapak tiba-tiba memanggilku, minta diambilkan daun binahong yang merambati pohon pisang di dekat WC Umum sekitar sungai (Sungai Parang Mentos kami menyebutnya). Ternyata Jempol jari bapak berdarah-darah akibat gigitan ikan "bawal" yang sudah mati. Badan ikannya sudah dipotong, namun mungkin nyawa belum sepenuhnya mati, dan berusaha menikmati gigitan terakhir.
* * * * *
Malamnya, dalam perjalanan pulang bapak kemudian bilang:
Malamnya, dalam perjalanan pulang bapak kemudian bilang:
"Dengan jari yang sakit ini, makan ikan juga jadi ngga nikmat. Padahal Cuma satu ini teh yang sakit. Fungsi masing-masingnya beda, tapi punya tujuan yang sama. Ini nih, 5 yang harus kompak."
Pengumuman hasil yang waktu itu :)
Tadaaaa! Inilah pengumuman hasil terkait postingan saya beberapa bulan lalu. Sempet nunggu lama pengumumannya sampai akhirnya kubaca pesannya pagi ini. Hasilnya? Belum diterima. hehe :)
"Anda memiliki kualifikasi yang bagus dan potensi yang masih sangat besar untuk berkembang, sehingga kami harap hal ini justru akan menjadi batu loncatan untuk prestasi yang lebih baik lagi."
Aamiin.. Apapun kata-katanya, mari serap yang positif.
Alhamdulillah, memang ini yang terbaik. Allah tau banget deh semester-semester ini fokusku ga bisa menambah lagi. hehe :)posting lalu yang challenge accepted
Sunday, September 9, 2012
Al-Lahab. Kisah Awal (part 1)
Biasanya kalau orang
punya kebiasaan tertentu, biasanya sih ada alasannya. Ada hal-hal yang
melatarbelakangi suatu hal yang biasa dia lakukan berulang. Namun entah kenapa
dan sejak kapan saya ngga tahu, kenapa seringnya setiap shalat, surat pendek
yang saya baca adalah surat Al-Lahab (111:1-5).
Padahal kondisinya,
saya belum paham isinya, dan juga ngga ada kesan tersendiri dari surat ini.
Mungkin saya lupa, atau mungkin karena dulu inget pas belajar qalqalah, di
surat ini kan cukup banyak.
Sambil iseng saya
baca tafsir kontemporer nya ustadz aam, bahkan saya baru ngeh kalo arti dari
Al-Lahab itu gejolak api. Jadi pesan surat ini adalah ancaman kebinasaan bagi
orang-orang yang menghalang-halangi jalan kebenaran kayak yang dilakuin Abu
Lahab dan Istrinya.
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang
- Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sungguh ia akan binasa
- Tidaklah berfaedah harta benda dan apa yang diusahakannya
- Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak
- Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar
- Yang di lehernya ada tali dari sabut
Jadi riwayat
turunnya surat ini ketika Rasul diperintah Allah untuk memberi peringatan
kepada kerabat yang terdekat, dalam hal ini kabilah Quraisy. Jadi semua anggota
kabilah quraisy diundang datang oleh Rasul di bukit Shafa.
Semuanya pada ngga
mau kelewatan, penasaran ingin tahu (kepo gitu, jadi kalau ngga hadir pasti
ngirim utusan.) Nah dari semua yang hadir, Abu Lahab (Abdul Uzza bin Abdul
Muthalib) termasuk salah satu yang hadir.
Dahsyatnya
integritas Rasulullah yang tak pernah berbohong, ketika rasul mengandaikan bila
ada pasukan berkuda yang akan menyerang saat ini, semua yang hadir
mempercayainya.
"Bagaimana pendapat kalian, sekiranya aku
mengatakan bahwa ada pasukan berkuda di
balik lembah ini yang berniat menyerbu. Apakah kalian akan mempercayaiku?"
Jawab mereka, "Ya, kami percaya, engkau orang yang paling jujur diantara
kami."
Kemudian rasul
melanjutkan,
"Ketahuilah bahwa aku memperingatkan akan datangnya azab yang pedih apabila kalian tidak beriman kepadaku."
Nah disini ini Abu
Lahab motong pembicaraan, dan surat Al-Lahab turun sebagai jawaban (laknat)
terhadap keangkuhan Abu Lahab
"Binasa kamu!
Apakah hanya untuk ini kamu mengumpulkan kami semua?"
Tak terbayang,
keluarga sendiri, tidak mendukung yang kita bawa, bahwa menjadi orang pertama
yang menghalang-halangi!
Wallahu'alam
Nanti di lanjut lagi
ya :)
Referensi :
Referensi :
Amiruddin, Aam.
2004. Tafsir Al-Qur'an Kontemporer Juz
amma Jilid 1. Bandung : Khazanah Intelektual
Saturday, September 8, 2012
Tulisan Anis Matta
Saya selalu suka
tulisan Anis Matta. Singkat padat, bisa dirasakan. Menurut saya salah satu
kenikmatan dalam membaca adalah ketika kita bisa merasakan setiap irisan
kata-katanya, terlebih lagi bila tulisan tersebut dapat menggambarkan apa yang
sebenarnya kita rasakan. Menjabarkan hal-hal yang sebelumnya belum pernah disadari sebagai bagian dari proses pemahaman.
Walaupun setiap
membaca suatu tulisan, belum banyak perubahan yang dapat dilakukan, setidaknya
kita sedang diperjalanan menuju kesana. Sabar.
Sedikit kutipan yang
saya ambil dari bukunya:
Pekerjaan-pekerjaan
besar dalam sejarah hanya dapat
diselesaikan oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. Tantangan-tantangan
besar dalam sejarah hanya dapat dijawab
oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan.
Itulah sebabnya kita
menyebut para pahlawan itu orang-orang
besar.
...mungkin, karena
itu pula para pahlawan selalu muncul di
saat-saat yang sulit,
atau sengaja
dilahirkan di tengah situasi yang sulit.
Mereka datang untuk
membawa beban yang tak dipikul oleh manusia manusia di zamannya.
Mereka bukanlah
kiriman gratis dari langit.
Akan tetapi, sejarah
kepahlawanan mulai dicatat ketika naluri kepahlawanan mereka
merespon
tantangan-tantangan kehidupan yang berat.
Ada tantangan dan ada
jawaban.
Dan hasil dari respon
itu adalah
lahirnya
pekerjaan-pekerjaan besar.
(Anis Matta dalam Mencari Pahlawan Indonesia)
Pertanyaan yang
kemudian muncul setelah beberapa perasaan yang dialami adalah:
Kita dilahirkan di
tengah situasi yang sulit untuk menjadi solusi, atau
Kesulitan itu justru
datang karena kita?
Naudzubillahi min dzalik
Naudzubillahi min dzalik
Mudah mudahan yang
pertama ya :)
Kalaupun belum, insyaallah menuju kesana
Aamiin
8 September 2012
jatuh yang bikin paham dan hati-hati
Pagi itu (070912)
saya akan kuliah pukul 7 pagi. Biasa, naik angkot margahayu ledeng yang penuh
dan dengan jalanan yang juga macet. Setelah lepas dari macetnya soekarno hatta,
angkot itu berhenti karena ada penumpang yang mau turun. Karena posisi saya yang
berada di depan pintu keluar, saya jadi harus turun dulu agar sang penumpang
bisa lewat.
Tak ada angin tak
ada hujan, saya merasa sudah tiba-tiba terbang tertahan kemudian beberapa
milisecond kemudian saya sudah *gabrug* di atas tanah berpasir di pinggiran
jalan dengan tas yang juga terlempar!
Mungkin kalau lihat
gambar diatas, sangat mirip.kejadiannya, bedanya saya jatuhnya dari angkot -_-
Ditolongin sama
teteh-teteh dan bapak-bapak. Terus saya naik angkotnya lagi sambil berusaha
stay cool hehe
nah, sakit dong
(iya, walaupun sepertinya lebih sakit karena malu hehe)
Terus saya naik dan
nyari-nyari penyebab saya jatuh apa. Karena perasaan ngga ada yang nginjek atau
apa gitu.
Ternyata di bagian
bawah kursi yang saya tempati, memang ada patahan besi penyangga kursinya.
Hipotesisnya, ketika saya turun, ya rok bagian bawah yang belakang nyangkut
kesitu. (Bentuk rok saya rada rigid, bukan yang melambai-lambai lebar). Kalo
dilihat penyebabnya (besi itu), tanpa ada kejadian tadi, saya ngga bakal sadar
kalo hal semacam itu bisa bikin bahaya.
Saya pernah denger
ungkapan yang bilang:
"Jangan pake
rok kalo naik angkot."
Awalnya saya belum
paham-paham banget, tapi memang setelah mengalami, saya jadi tau maksudnya.
Setelah peristiwa
ini, walopun memar-memar dan malu *dikit* saya tetep seneng pake rok, bedanya
saya lebih hati-hati, insyaallah.
Mungkin cerita ini
sedikit memalukan, tapi mudah-mudahan bisa di ambil pelajaran :D
Lebih hati-hati ya
akhwat :D
8 September 2012
Friday, September 7, 2012
Notulensi
no·tu·la n catatan singkat mengenai jalannya persidangan (rapat) serta hal yg dibicarakan dan diputuskan-- merupakan dokumentasi penting(Software KBBI )
Notulensi setiap
pertemuan itu harus ada biar ga lupa. Seringnya tugas menulis itu diberikan
kepada seorang saja. Tidak ada yang salah dengan itu, mungkin supaya
pembicaraan menjadi lebih efektif (karena ga banyak yang perlu ribet sambil ngomong dan nulis).
Tapi sebaiknya semua memang megang catatan, jadi hal penting menurut dia, akan
tercatat. Berguna buat dia sendiri (bukti sejarah) dan buat pertemuan
berikutnya kalau sang notulen lupa ga sharing hasilnya.
Sebagai orang yang
memang suka iseng nulis-nulis, terkadang saya melupakan satu hal. Sepele tapi
cukup penting. Apa?
Ya, menuliskannya kembali dan mengupdate kompilan tulisannya. Menjadi suatu catatan utuh yang terus berkembang menjadi matang seiring berjalannya frekuensi pertemuan. Faktanya terkadang catatan rapat itu tercecer. Kalau setiap habis rapat kompilan tulisannya di apdet, jadi tau juga hal-hal mana yang belum tercapai.
Ya, menuliskannya kembali dan mengupdate kompilan tulisannya. Menjadi suatu catatan utuh yang terus berkembang menjadi matang seiring berjalannya frekuensi pertemuan. Faktanya terkadang catatan rapat itu tercecer. Kalau setiap habis rapat kompilan tulisannya di apdet, jadi tau juga hal-hal mana yang belum tercapai.
Pengalaman saya, ini
yang sering terlupakan. Yah, atur-atur..
7 September 2012
Sunday, September 2, 2012
Dasar Hati
Sebuah perjalanan pulang di sebuah angkot margahayu
Datang seorang ibu beserta 2 orang anak laki-laki
Bajunya putih, elegant dengan jilbab silver, model-model ibu kalangan
atas dengan segala perhiasan yang menempel dibadannya. Sedikit heboh
tingkah lakunya. Pikiranku dengan seenaknya menghakimi.
Bbeberapa
detik kemudian, tersihir oleh perilakunya. Hmm sangat sulit kulukiskan.
Tak peduli walaupun ibu itu sadar bahwa aku terus memperhatikannya
sepanjang perjalanan ke margahayu. Ya, benar-benar tersihir.
Kalimat-kalimatnya baik, menenangkan. Ucapannya bermacam-macam, namun
entah mengapa yang kurasakan selalu ketenangan, damai aja.
Dasar hati.
Setidaknya detik ini perasaanku menjadi jauh lebih baik :)
Hari pertama di bulan September 2012 :)
_____________
dapat 1 referensi mau jadi ibu macam apa nanti. Yang ini ga kuceritain deh. hehe
kalau pinjam istilah teman, karena bahagia itu sederhana :)
*kukicaukan di twitter juga hehe :)
Subscribe to:
Posts (Atom)