Sunday, April 20, 2014

Jangan Terlalu Baik?



Pernah nonton sinetron yang pemeran utamanya terlalu baik buanget ? Yang disiksa dan di kerjain abis-abisan tapi ngga bisa ngelawan? Yang tetep baik sama orang yang ngejahatin dia? Ya, kalo saya gereget dan dan kadang sampai ngata-ngatain itu filem! *istighfar*. Beneran deh gemes, mana ada orang kaya gitu?

Terus saya suka bingung kalau ada yang bilang gini ke saya : “Jah, jangan terlalu baik.”
Pernah juga ada tambahannya “Jangan terlalu baik, harus ada suudzon dikit sama orang.”
Terus saya jadi mikir, masa iya ternyata saya kaya pemeran filem yang udah saya hina-hina itu? :O

* * *

Insyaallah enggak sih, saya bukan orang yang sebaik itu. *yaiyalaah*. Karakter protagonist sinetron yang baiknya kebangetan itu, saya juga ngga tau pasti apakah di dunia ini benar-benar ada atau tidak. Ya mungkin saja, apa sih yang tidak mungkin ada di dunia yang ramai ini? 

Kemudian saya mulai berempati pada karakter itu #loh? DI kehidupan nyata, sangat mungkin secara psikologis  lingkungan membuat dia jadi seperti itu. Pemakluman dan empati saya ini mungkin lebay, tapi toh dalam melihat dunia ini, kita memang perlu melihatnya dengan lebih bijak tanpa perlu menjudge. Semua orang punya hak untuk dipahami, toh?

Saya mungkin ‘bodoh’ dengan mau melakukan apa yang orang lain minta. Tapi bagi saya, ya kalau memang bisa saya lakukan, kenapa tidak. Saya sebenarnya heran, itu bukannya ‘terlalu baik’, tapi kemungkinannya adalah bahwa saya tidak tahu apakah hal itu biasa dilakukan orang lain atau tidak. Saya kemudian teringat perkataan seorang kakak yang bilang saya itu orangnya polos *dia ngga tau aja* dan lalu saya kaitkan dengan hal ini. 

Ungkapan itu mungkin artinya adalah harus lebih waspada, dan harus lebih mikir. *mikir jah!* hehe

* * *

Dan setelah perenungan (baca = pelamunan) panjang, ini yang ingin saya katakan :
Diri saya udah cukup kotor dengan sering punya prasangka yang ngga baik sama orang. Ya mungkin ngga keliatan, namanya juga prasangka. Saya sadar sebagai manusia selalu punya kekurangan dan kelebihan. Kalau saya disuruh punya suudzan sama orang lain, ngga usah disuruh juga prasangka buruk mah gampang banget terbentuk di kepala saya. Mungkin saya harus lebih perhatian lagi sama banyak hal, harus belajar lebih bisa baca kondisi.

Dan kalau ada orang lain yang menurutmu tidak baik dan semua orang membencinya, selama saya tidak merasakan perbuatan buruknya, saya kan tidak perlu ikut-ikutan membenci dan berpikiran negatif tentangnya, kan?

#meracau  

31 Maret 2014

No comments:

Post a Comment