Wednesday, February 26, 2014

Mama dan Daging-dagingan


ilustrasi bandeng presto goreng fullbody *yang saya makan di cerita ini cuma setengahnya*

 
Saya lagi diliatin mama saya, sedang makan bandeng presto hingga sampai pada bagian kepalanya. Empuk dan lezatnya bandeng presto terbayang kan? :9 Ada bagian yang saat itu sisihkan karena namanya juga ikan, ada saja bagian yang terkadang keliatan “aneh-untuk-dimakan”.

Mama   : Itunya dimakan aja fya, enak da, daging. Presto mah semuanya empuk
Fya      : iya abisnya warnanya aneh, asa geuleuh
Mama   : Matanya juga empuk jigana
Fya      : hiiiy! Ari presto kepalanya empuk juga, dimakan juga ga?
Mama   : Ya bisa aja, gile ya manusia mah buas, segala dimakan. Pantes aja hewan juga kalo berburu gitu semuanya bisa dimakan. Kalo kita mah diolah dulu paling. Kalo anjing sama babi juga boleh dimakan, pasti dimakan da.

Sebuah perbincangan di akhir malam yang sederhana antara saya dan mamah. Ya, saya sepakat, bahwa di Indonesia ini penduduknya sangat kreatif. Apa-apa yang tidak terbayang bisa dimakan, dengan kreatifnya diolah menjadi dapat dimanfaatkan, dapat dimakan juga. Sebetulnya ngga Cuma di Indonesia, saya sih sering denger jenis makanan yang cukup aneh-aneh dari negeri china. Yaah mungkin semacam sup embrio manusia gitu lah *yaiks*.

Saya tertarik dengan statement mamah yang bilang “kalo anjing sama babi boleh dimakan, pasti dimakan da”. Yap, faktanya memang ada ko yang makan anjing dan babi. Saya jadi inget, kemarin waktu berkesempatan ketemu temen-temen dari korea, kami sempet ngobrol tentang makan daging-dagingan. Waktu lagi makan siang mereka (Gengnya Sora Baek) bilang kalo daging gepuknya uenak buanget. Mereka takjub karena saat di Indonesia sini sering banget disuguhin daging sapi (beef). Katanya di Korea sana harga beef (daging sapi) jauh lebih mahal dibanding harga daging anjing dan babi. Jadi sangat wajar kalau disana memang didominasi daging anjing dan babi, kebanyakan dari mereka pun tidak mengharamkan anjing dan babi.

Menanggapi hal itu, saya kemudian berpikir tentang aturan keharaman yang ada di Islam. Prinsipnya semua makanan itu halal, kecuali yang diharamkan. Yang di haramkan jauuuuuuuh lebih sedikit daripada yang dihalalkan. Jadi inget ada yang pernah ngasi statement ini : karena yang diharamkan jauh lebih sedikit dari yang dihalalkan, seharusnya MUI ngeluarin sertifikat haram ya, bukan sertifikat halal? Hehe
Biar kerjaannya ngga berat gitu hihi.

*yakalii, mana ada yang mau produk makanannya di cap haram, jaah -_-*

* * *

Perbincangan yang umumnya memang langka terjadi. Mungkin tidak banyak berguna bagi para blogwalkers disana, tapi sedemikian berharganya bagi saya. Jangan heran, beginilah kami. Saya hanya seorang anak yang berusaha lebih banyak berinteraksi dan menyukai segala hal yang berkaitan dengan mama.

Saya senang, Salam buat mama kamu di rumah! :D

Ruang Tengah,
25 Februari 2014

image source : udfatur.portalsip.com

No comments:

Post a Comment