ilustrasi bandeng presto goreng fullbody *yang saya makan di cerita ini cuma setengahnya* |
Saya lagi diliatin mama saya, sedang makan bandeng presto hingga
sampai pada bagian kepalanya. Empuk dan lezatnya bandeng presto terbayang kan? :9
Ada bagian yang saat itu sisihkan karena namanya juga ikan, ada saja bagian
yang terkadang keliatan “aneh-untuk-dimakan”.
Mama : Itunya dimakan aja fya,
enak da, daging. Presto mah semuanya empuk
Fya : iya abisnya
warnanya aneh, asa geuleuh
Mama : Matanya juga empuk
jigana
Fya : hiiiy! Ari presto kepalanya
empuk juga, dimakan juga ga?
Mama : Ya bisa aja, gile ya
manusia mah buas, segala dimakan. Pantes aja hewan juga kalo berburu gitu
semuanya bisa dimakan. Kalo kita mah diolah dulu paling. Kalo anjing sama babi
juga boleh dimakan, pasti dimakan da.
Sebuah perbincangan di akhir malam yang sederhana antara saya dan
mamah. Ya, saya sepakat, bahwa di Indonesia ini penduduknya sangat kreatif.
Apa-apa yang tidak terbayang bisa dimakan, dengan kreatifnya diolah menjadi
dapat dimanfaatkan, dapat dimakan juga. Sebetulnya ngga Cuma di Indonesia, saya
sih sering denger jenis makanan yang cukup aneh-aneh dari negeri china. Yaah mungkin
semacam sup embrio manusia gitu lah *yaiks*.
Saya tertarik dengan statement mamah yang bilang “kalo anjing sama
babi boleh dimakan, pasti dimakan da”. Yap, faktanya memang ada ko yang makan
anjing dan babi. Saya jadi inget, kemarin waktu berkesempatan ketemu
temen-temen dari korea, kami sempet ngobrol tentang makan daging-dagingan.
Waktu lagi makan siang mereka (Gengnya Sora Baek) bilang kalo daging gepuknya
uenak buanget. Mereka takjub karena saat di Indonesia sini sering banget
disuguhin daging sapi (beef). Katanya di Korea sana harga beef (daging sapi)
jauh lebih mahal dibanding harga daging anjing dan babi. Jadi sangat wajar
kalau disana memang didominasi daging anjing dan babi, kebanyakan dari mereka
pun tidak mengharamkan anjing dan babi.
Menanggapi hal itu, saya kemudian berpikir tentang aturan keharaman
yang ada di Islam. Prinsipnya semua makanan itu halal, kecuali yang diharamkan.
Yang di haramkan jauuuuuuuh lebih sedikit daripada yang dihalalkan. Jadi inget
ada yang pernah ngasi statement ini : karena yang diharamkan jauh lebih sedikit
dari yang dihalalkan, seharusnya MUI ngeluarin sertifikat haram ya, bukan
sertifikat halal? Hehe
Biar kerjaannya ngga berat gitu hihi.
*yakalii, mana ada yang mau produk makanannya di cap haram, jaah -_-*
* * *
Perbincangan yang umumnya memang langka terjadi. Mungkin tidak banyak
berguna bagi para blogwalkers disana, tapi sedemikian berharganya bagi saya. Jangan
heran, beginilah kami. Saya hanya seorang anak yang berusaha lebih banyak
berinteraksi dan menyukai segala hal yang berkaitan dengan mama.
Saya senang, Salam buat mama kamu di rumah! :D
Ruang
Tengah,
25 Februari
2014
image source : udfatur.portalsip.com
No comments:
Post a Comment