Nama latinnya Sansevieria sp. Bisa dilihat di dekat koridor
ketika masuk gerbang depan kampus ITB, dekat pos satpam.
Kasus ini saya
jadikan bahan pembahasan dalam UTS mata kuliah Metoda Berpikir Kreatif.
Foto pertama (22 Mei) diambil jauh hari sebelum
UAS diberikan. Di gambar itu bisa dilihat area kosong yang tidak lagi ditumbuhi
Sansevieria. Sansevieria dikenal sebagai tanaman penyerap polutan, saya
kurang tau alasan pastinya kenapa itu tanaman yang ditanam disana, mungkin juga
karena dia termasuk tanaman yang kuat (?). Keberadaan sanse (disingkat ya, biar lebih akrab hehe) di situ sebenernya
udah lama jadi perhatian saya. Kenapa? Karena saya termasuk orang yang suka
motong lewat jalur itu! Awalnya cuma ikut-ikutan, supaya perjalanan lebih
efisien (egois). Juga pada awalnya saya berpikir "ah ga akan kenapa-kenapa
ini, toh jalannya juga ati-ati". Asalnya area kosong nya cuma sedikit,
lama kelamaan orang-orang banyak yang lewat situ juga, jadi tanamannya lama
kelamaan mati karena gangguan mekanis (langkah kaki).
Foto kedua (18 Oktober) nampaknya ITB sudah
melakukan penanaman kembali. Kali ini, untuk melindungi si sanse, dipasanglah itu pita hitem-kuning! Bisa
dilihat dengan jelas, sanse-sanse aman dari langkah-langkah kaki orang.
Ckckck..
Nah, buat UTS ku
cuma sampe sini ngebahasnya. Untuk menegakkan hak hidup si sanse, ternyata musti pake pita
kuning-item yang nyata keliatan kayanya. Tapi, indah gitu?
Lama kelamaan,
mungkin ITB sudah merasa aman, markipot (mari kita copot) pitanya!
Eeeh, beberapa saat
lalu (14 Desember) saya ambil gambarnya lagi, kondisinya udah ompong lagi..
malangnya nasibmu, sansee..
* * *
*
Pemilihan
fenomena sederhana ini bukan sekedar menyoroti kondisi tanaman saja,
melainkan apakah dapat berkorelasi dengan sifat manusia dalam masalah
kepedulian lingkungan serta menaati peraturan.
Diawali oleh rasa
bersalah dan penasaran. hehe
Pada awalnya,
mungkin orang pertama yang lewat situ sedang terburu-buru, berpikir "ah
sekali-kali ga akan apa-apa". Tapi mungkin ada yang melihat dan
terinspirasi, kemudian meniru. Atau mungkin tanpa pernah melihat pelakunya,
langsung lewat situ karena liat kondisinya memang sudah hancur.
* * *
*
Kalau dikorelasikan
dengan bagaimana perilaku kita sehari hari, kita ga bisa dengan egois berpikir
"ini hidup gue, terserah gue, urus aja diri
lo sendiri". Karena bagaimanapun juga, yang kamu lakuin itu pasti
punya dampaknya ke lingkungan. Ya, mungkin ga secara langsung sih, tapi setelah
belajar ekologi saya percaya banget kita ini hidup itu saling memengaruhi satu
sama lain.
Sebuah efek
multiplikasi yang jelas. Efek multiplikasi buruk lebih tepatnya. berkali lipat
juga mungkin dosanya.
Jadi, kalo mau bikin
efek multiplikasi, bikinlah efek multiplikasi yang baik! :D
Yuk jah, lebih peduli sekitar!
Semoga bisa, aamiin..
Semoga bisa, aamiin..
Tanaman sansivera yang memiliki bentuk identik dengan pagar sebenarnya cocok untuk ditanam di tempat tersebut, analisa meliha gambar posting, yaitu tanaman sansiviera sebagai tanaman pagar, tetapi pagar hidup, walaupun di injak injak terlihat masih ada kehidupan
ReplyDelete