Wednesday, May 27, 2015

Pujian (2) : Belajar Percaya Pada yang Memuji

Lanjutan dari posting saya sebelumnya :)

Apa saya segitu curigaannya sama orang yang muji? Hehe

Latarbelakang penulisan #serialpujian ini karena saya dihadapkan pada sebuah kondisi dimana saya harus terbiasa disanjung, sedangkan saya tak terbiasa dan bingung menyikapinya (hehe._.)

Mungkin ini hanya dimengerti oleh yang sudah punya pasangan (suami/istri), karena saya pribadi memang baru merasakannya setelah menikah. Waktu masih single, ada juga sih yang muji dan bikin idung saya ngapung (halah), tapi tetep aja beda.

Coba deskripsikan bagaimana kondisi fisikmu sehari hari saat DI RUMAH!
*pikirin dulu, bayangin..
*deskripsiin!

Saat kita keluar rumah, hampir pasti sudah dalam keadaan terbaik, maksudnya sudah mandi, pakai baju pergi --yang pastinya lebih bagus dari baju rumah, dandan seminimalnya yang minimalis biar ga kucel. Betul?

Kalau di rumah?
Rambut jabrig acak acakan, baju rumah dasteran rombeng rombeng, muka berminyak kaya gorengan, kalo libur ga ada acara mandi, aroma semerbak mewangi abis dari dapur, dll dsb. Betul?
*ato cuma saya doang? Wkwkwk*

Dan dikondisi seperti itu, suami kita tetep bilang kita cantik. Bisa percaya gak tuh? Hehe
Pertama-tama saya harus bersyukur, diberi anugerah sama Allah berupa suami yang baik. Yang kedua, saya jadi kasian kalo tiap di rumah saya kucel mulu, ya ngga?

Oke sebenernya ga parah banget sih, tapi ya itu, ada kalanya ketika kita lagi males centil centilan di rumah, eh masih aja dibilang cantik.
Si akang jujur, bohong, atau apa sih?

* * * * *

Paling engga, dengan kutipan artikel dari konsultasi syariah ini saya lebih tenang :
Belum pernah aku dengar, kalimat (bohong) yang diberi keringanan untuk diucapkan manusia selain dalam 3 hal: Ketika perang, dalam rangka mendamaikan antar-sesama, dan suami berbohong kepada istrinya atau istri berbohong pada suaminya (jika untuk kebaikan).” (HR. Muslim)

Yang dimaksud berbohong antar-suami istri adalah berbohong dalam rangka menampakkan rasa cinta, menggombal, dengan tujuan untuk melestarikan kasih sayang dan ketenangan keluarga. Seperti memuji istrinya hingga tersanjung, atau menampakkan kesenangan bersamanya sampai pasangannya tersipu malu, dst

Ulama sepakat bahwa yang dimaksud bohong antar-suami istri adalah bohong yang tidak menggugurkan kewajiban atau mengambil sesuatu yang bukan haknya.”
(Fathul Bari, 5:300)

* * * * *

Kalo untuk hal ini, kayanya ngga perlu aku nanya "bener gitu aku cantik?" Hihihi terima aja lah ya. Syukuri. Berkata yang tak sesuai kondisi itu berat loh, jadi suami/istri kita itu udah berjuang dengan bilang hal hal yang baik-baik di depan kita.  Alhamdulillah. Percaya aja deh hehe :)

Jadi kasian kan kalo suami/istri kita harus berjuang muji yang ga sesuai dengan kondisi aslinya? Yuk, introspeksi :D

Pustaka : http://www.konsultasisyariah.com/bohong-yang-dibolehkan/

No comments:

Post a Comment