Tuesday, May 12, 2015

Kebiasaan Mencatat dalam Refleksi Keberjalanan Mentoring


Bukan berarti milyaran sel dalam otak kita tak mampu memproses berbagai hal yang terjadi. Tapi berbagai faktor akan mempengaruhi performa kemampuan otak kita masing - masing.

Saah satu kebiasaan baik yang harus dibangun bagi para pembelajar adalah kebiasaan mencatat. Mencatat segala hal yang dirasa penting, mendokumentasikannya minimal untuk diri pribadi. Apa apa yang masuk melalui telinga kita, tak selalu bisa kita ingat, tentu saja! Maka mencatat membantu kita untuk mengingat, dan dalam proses mencatatpun, kita seolah sedang memahat informasi di sel sel otak kita.

Sebetulnya tidak semua orang harua melakukan hal ini. Ya, semua kembali kepada diri masing-masing. Kamu yang lebih tahu dirimu sendiri, apa kurangnya, apa lebih nya, apa solusinya. Saya tahu kapasitas diri saya yang pelupa ini, beruntung saya termasuk orang yang suka mencatat, dan saya merasa itu cukup bermanfaat bagi kehidupan saya.

Ya, bahkan mencatat sudah saya jadikan indikator diri. Kalau catatan saya sepi, berarti hidup saya kacau *serem amat yak*. Maksudnya, berarti manajemen diri saya sedang tidak oke. *emang kapan oke nya?* hehe

Tulisan ini sebenarnya sebuah pengakuan, kalau boleh dibilang, ya semacam refleksi juga untuk diambil hikmahnya. 

Saat ini saya masih pegang amanah untuk mengordinasi mengenai mentoring saya di sma. Dan saat ini merupakan salah satu pucak dimana saya merasa kelabakan karena sama sekali belum merekap bahan untuk dilaporkan. Laporan mentoring kelompok pribadi, maupun kelompok-kelompok lainnya.
Astaghfirullah..

Ada rasa segan saat menagih laporan tiap kelompok, ada rasa maklum ada rasa lupa juga *bukan rasa, lalai itu mah* yang terakumulasi. 

Dampaknya? Ya ini,  
ketika ga konsisten melakukan yang rutin, bersiaplah 'kebakaran jenggot' di akhir. 

Untuk kelompok yang saya pegang, alhamdulillah sy masih terselamatkan oleh catatan kecil-secuil di buku saya. Sama sekali ga lengkap T.T, tapi alhamdulillah ada, sekarang tinggal harus mengandalkan daya ingat untuk detail yang terbatas.
Saya saja petugasnya begitu, bagaimana mentor yang lain?
Ah jadi miris, mungkin ini salah satu penyebab mengapa mentoring di DS/DK/dimanapun sering timbul tenggelam. 

Dokumentasi dalam mentoring adalah hal yang sangat penting. Bukan sekedar kita bisa laporan sama petugas, tapi, sejauh mana kita benar benar memantau perkembangan adik adik binaan kita. Dalam skala lebih luas, kita bisa tau seberapa efektif keberjalanan mentoring dalam sebuah organisasi, apa evaluasi untuk ke depannya.

Dalam tulisan ini, sekaligus saya maminta maaf kepada para mentor yang beberapa bulan ini saya dzalimi dengan tidak tegas dalam meminta laporan. Mudah mudahan belum terlambat ya, kita coba perbaiki bersama.

Apa kabar binaan-binaan mu hari ini?
semoga kita termasuk orang yang bersungguh - sungguh dalam mengerjakan setiap hal
T.T

No comments:

Post a Comment