Tuesday, March 31, 2015

Kantung Keresek dan Niat yang Sekedar

Saat membeli sesuatu, seringkali barang tersebut dibungkus dan dijadikan satu dengan sebuah kantung keresek. Setelah barang dipakai, keberadaan kantung keresek pun tak begitu penting lagi adanya.

Bukan, saya bukan mau kampanye hijau atas penggunaan kantung keresek yang berlebih. Hehe.

Coba lihat koleksi tas kita yang mungkin jumlahnya lebih dari 1. Terkadang sebelum pergi kita sempat memikirkan, akan pakai tas yang mana ya? Terlebih lagi wanita, ujung kerudung sampai sepatu kan harus match.

* * *

Keresek hitam itu kulihat tergantung di bahu bocah lelaki itu. Tampak terikat kuat dengan seutas tali rapia biasa, diselempangkan dan terisi barang dagangan. Barangkali tissue, ya, seperti apa yang memenuhi kedua tangannya. Matanya awas, sembari sigap selap-selip di lalu lalang kendaraan di jalanan yang padat merayap.

Hanya 2 ribu rupiah dijualnya, tak jauh berbeda dengan harga pasaran. Aku tiba tiba ingat pada anak lain yang menjual barang semacam itu dengan harga 5 ribu rupiah. Ah, anak ini polos sekali.

Terbersit niat untuk membantu membelinya. Toh barangnya dibutuhkan dan harganya normal. Tapi tiba tiba lampu menyala hijau, dan semua menjadi harus berjalan serba cepat.

Ah, dasar aku ini, niat hanya tinggal niat.
Tanpa keteguhan hati melaksanakannya, niat hanya sekedar niat. Tapi tak apalah, kita tahu niat baik akan membekas di hati kita. Semoga lebih banyak lagi niat kita yang terlaksana.

De Marrakesh B3 18, dituangkan 5 April 2015

No comments:

Post a Comment