Sudah sifat nya islam itu rahmatan lil alamin
Rasanya ini
kesalahan yang baru benar-benar disadari, saat upaya menunaikan salah satu
kewajiban untuk menyampaikannya ke sekitar. Dakwah yang saya lakukan di SITH
ternyata hanya mengarah pada mahasiswa S1, padahal, civitas SITH ITB itu masih
banyak komponen lain.
Dosen, mahasiswa S2,
para bapak ibu pegawai, teknisi laboran, analis kimia, para penjaga malam,
bahkan pegawai IWK yang jualan di kebab!
Namun setelah 4
tahun saya kuliah, saya baru sadar bahwa ternyata saya sebegitu belum kenal
dekat sama komponen-komponen yang ada di sith. Ckckck *kasihan. Yang paling
minimal saja, saya belum bener-bener merhatiin akhlak, adab dan memperkuat
silaturahim. Ternyata saya lupa sama hal-hal semacam itu. Seharusnya saya sudah
hapal hampir semua pegawai atau laboran di masing-masing lab. Ga wajib juga
sih, tapi kalo kenal aja enggak, apa yang mau disampaikan?
Sejak lama dakwah di
SITH terorganisir, ada organisasinya gitu. Sejak awal memang targetnya adalah
mahasiswa S1, tentu karena sudah dipertimbangkan bahwa perubahan itu dimulai
dari teman-teman terdekat.
Tapi saya rasa ada
yang salah, ketika pola pikir saya hanya menspesifikkan target hanya pada
mahasiswa S1, sedangkan kita hidup di SITH dengan segala komponen pendukung
yang ada. Jamin deh mahasiswa S2 juga seneng kalo persaudaraan muslim di SITH
nya kuat. Para pegawai juga seneng kalo akhlak mahasiswanya pada superduper
baiknya.
Ini refleksi
pribadi. Bisa dibilang menyesal, tapi ya ngga ada gunanya juga kalau hanya
disesali. Sekedar saran buat siapa aja yang baca, mulai dibiasain aja.
Keajaiban menyambung silaturahim kan juga banyak. insyaAllah. Sekali lagi,
islam itu emang universal, ngga akan berhasil kalo cara pandang kita masih
parsial.
Semangat jah, masih
bisa diusahakan!
No comments:
Post a Comment