Saturday, December 18, 2010

Tentang sepatu boots itu.. (kulap story)

Begitu banyak hal yang pada awalnya kita sesali namun pada akhirnya harus kita syukuri..

Hari kedua kulap (kuliah lapangan) di Cagar Alam Pananjung pangandaran, tepatnya tanggal 27 November 2010. Pukul 03:45 pagi praktikan putri diharuskan sudah rapi dan bersegera menuju penginapan putra di rengganis untuk bersiap menuju lokasi pengamatan burung di pagi hari (Hutan atau pantai). Kematian lampu kamar tiba-tiba itu menyulitkan pandangan saya yang menyebabkan saya telat bersiap. Teman-teman saya sudah berangkat, hanya tersisa kami bertiga: Saya, Chamar, Nabhila. Asisten sudah teriak-teriak sambil berkata
“Yang telat pasti ditinggaal! Cepaaaat!”.
Oke saya pun segera mencari sepatu AP putih ukuran 39, lalu siap berangkat. Namun yang terjadi,
“wah! Sepatu AP putih aku mana? Pingin pake itu aja. Ga bawa sepatu lapangan lagi euy!”
Jangan –jangan kepake orang lain, soalnya sepatu AP putih itu juga dimiliki oleh sekurang-kurangnya 30 teman sepenginepan. -_-. Daripada terlambat akhirnya saya memutuskan pake sepatu boots saja (padahal kata asisten kami ga usah pake sepatu boots untuk hari ini, perjalanan jauh takut lecet).
Eksplorasi dimulai. Kelompok kami mendapat jatah pengamatan ekosistem Nanggorak (salah satu padang rumput buatan untuk banteng yang ada di Cagar Alam Pananjung). Jalannya mendaki, masuk hutan lebat dengan pepohonan berakar banyak (ga tau nyebutnya apa). Jalanan ternyata becek dan sangat berlumpur. (yang pake sendal jepit jangan harep bisa lewat daah hehe). Naik, belok kanan belok kiri, naik, belok kanan belok kiri, naik, sungai, jurang. Sampai akhirnya eksplorasi kami berakhir (kurang lebih 6 jam). Lama-lama saya bersyukur dalam hati karena memakai sepatu boots. Kalau saya pakai sepatu AP putih saya, mungkin kaus kaki saya udah basah dan berlumpur dengan kulit kaki kerut keriput.  Walaupun agak kesulitan juga saat mau shalat dan wudhu (harusnya bawa sendal).
Lalalala akhirnya pukul 7 malam. Seusai shalat isya, teman saya tami berteriak dan bertanya
“woy, ini sepatu boots siapa? Boleh pinjem ga buat sampling1) hewan herpetofauna2) . Ke sungai euy soalnya.”
Tahu sepatu boots yang tami tunjuk milik saya, saya mengiyakan.
“Ooh sok-sok, aku ga ke sungai da,kebagian nyari serangga.”
“Tar hajah pake spatu aku aja ya, yang AP putih da, udah aku titipin ke alin.” Kata tami.
Saya pun segera mencari alin untuk mendapatkan sepatu nya tami. Setelah serah terima sepatu saya baru sadar kalo sepatu tami ukurannya beda sebelah. Yang kanan 38, yang kiri 39. Setelah ditilik-tilik sepatu kiri punya sayaaa! Ada tulisan “hajah 10609047” di bagian tapak kakinya. Alhamdulillah ketemu sebelah..
“Wah, lin beda sebelah nih. Ternyata sepatu kaca ku udah ketemu sebelah :D, ternyata kepake ama tami -_- hehe”
“Hah, yaudah atuh tukeran yuk, sepatu alin juga ketuker orang.” (spatu alin ukurannya 38)
Sesaat setelah serah-terima sepatu kanan, ternyata..
“WAH! SEPATU YANG KANAN INI PUNYA AKU, LIN!”

Ya, segalanya sudah diatur sedemikian cantiknya.
Allah beri yang kita butuh, tidak hanya yang kita inginkan :D

10 Desember 2010
18:35
ruang tengah atas

No comments:

Post a Comment