Sunday, July 27, 2014

Al Quran perspektif Profesor Jeffrey Lang

Ilustrasi Buku (image source: granadabookshop)
Anda tidak dapat membaca al quran begitu saja, tidak dapat demikian jika anda memberi perhatian yang sungguh sungguh. Anda menyerah saja kepadanya atau anda memeranginya. Al quran menyerang dengan kuat, langsung dan tertuju pada setiap pribadi. Al quran mendebat, mengkritik, membuat malu, dan menantang.

Dari semula al quran menarik garis batas pertempuran, dan saya berada di sisi yang diperangi. Saya berada di sisi yang tidak menguntungkan, karena menjadi jelas bahwa pengarangnya mengenali saya lebih baik daripada saya mengenali-Nya.

Seorang pelukis dapat membuat mata sebuah potret tampak mengikuti anda dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi pengarang mana yang dapat menulis naskah yang mengantisipasi perubahan hidup anda sehari hari?

Al quran selalu berada di depan pikiran saya. Al quran menghapus batasan batasan yang telah saya bangun bertahun tahun lalu dan menjawab pertanyaan pertanyaan saya.
Setiap malam saya merumuskan pertanyaan dan bantahan, lalu entah bagaimana caranya saya temukan jawabannya pada keesokan harinya ketika saya terus membacanya sesuai dengan urutan yang ada.

Tampaknya pengarangnya sedang membaca pikiran pikiran saya dan kemudian menulis pada baris baris yang sesuai untuk bacaan saya berikutnya. Saya melihat diri saya sendiri di setiap halamannya dan saya takut akan apa yang saya lihat. Saya digiring, dan saya melukis diri saya sendiri pada suatu sudut yang hanya berisi satu pilihan.

Jeffrey Lang, Guru Besar  Matematika di Universitas Kansas, Lawrence, Amerika Serikat.
Dalam buku "Struggling to Surrender".
Pada bab I Syahadat

No comments:

Post a Comment