Dipikir-pikir cukup
lama juga saya berada di jalan ini. Bukan karena sudah kuat, tapi ingin menjadi
kuat, tentu saja. Kalau bisa dibilang, asam-garam problematika kehidupan saya
rasakan setelah memilih jalan ini. Di jalan ini saya jadi lebih memperoleh gambaran
mengenai diri saya, apa yang saya suka dan apa yang tidak saya suka. Di jalan
ini juga belajar banyak mengenai berbagai karakter manusia.
Orang bilang ini
dakwah, menyebarkan nilai-nilai islam yang kita tahu.
Allah bilang kita
ngga boleh nyembunyiin ilmu, selain itu juga harus berupaya melakukan yang kita
telah sampaikan. Memberi dan menerima, merealisasikannya pada diri sendiri.
Visi saya tentang
jalan ini adalah bagaimana membahasakannya menjadi lebih mudah diterima
siapapun. Bagaimana muatan islam yang mulia itu dapat diterima berbagai
kalangan. Otak-otak marketing-lah. Hal-hal kreatif, nyeleneh, unik, ringan,
semacam itu. Pekerjaan-pekerjaan saya jadi mayoritas seperti itu lah, yang
penting orang tertarik dan ga takut dulu. Negatifnya, terlalu mikirin apa
penilaian orang. Gimana pun kontennya,
yang penting rame lah.
Biasanya jurusnya
pakai acara makan-makan, pembicara yang kocak dan lucu.
Yang jangan
dilupakan adalah, setelah rame itu mau apa? Mau digimanakan?
Seringnya lupa, lupa
sama hakikat kita melakukan hal itu, lupa ngajak ke Allah nya.
Yang saya pernah
rasakan ketika lupa sama hal itu, saya seneng acara-acara yang diadain rame,
semua merespon, semua senang, hore-hore. Setelah itu mikir, "aku ngajak orang kemana sih?"
Orang yang udah
benar-benar berhasil kita ajak, kalau ngga ada follow up nya, kasian. Mereka
tuh pengen loh tersentuh sama ayat qur'an, mereka pengen loh ada penyejuk jiwa
dari kekeringan, ngerasain nikmanya iman. Semua tuh pada akhirnya pasti
pengennya begitu, karena itu yang dibutuhkan.
Cara dakwah bisa
banyak dan asik-asik. Sekarang gimana caranya supaya hakikat utamanya ngajak ke Allah bisa jadi energi untuk membuat
berbagai hal menarik, kreatif dan asik.
Bandung, 11 November 2012
No comments:
Post a Comment