Tulisan ini dibuat
sesaat setelah selesai melaksanakan piket selasar hijau salman di hari ahad
pagi (12 Feb 2012).
Biasanya tiap ngepel
selasar hijau saya belum dapet ilham ini, mungkin karena baru sekarang terpikir
dan memang ada tugas mading di asrama putri.
Bismillah..
Kalian tentu sangat
familiar dengan selasar hijau masjid salman, bukan?
Ya, kuperkirakan
lantainya hanya terusun dari semen,
kemudian diberi sedikit sentuhan cat hijau. Tempat ini mungkin menjadi kenangan
tersendiri bagi yang pernah berkunjung ke salman. Tempat kajian ifthar, duduk
minum kopi/teh, atau sekedar menunggu teman.
Kawan-kawan dari
Asrama Salman ITB memang memiliki jadwal tersendiri untuk melaksanakan piket di
sekitaran salman pada hari ahad pagi. Biasanya asrama putra akan beramai-ramai
kerja bakti di lapangan rumput dan beberapa tempat lainnya. Sedangkan asrama putri
kebagianmembersihkan selasar hijau dan
daerah depan kantin.
Apanya sih yang
aneh?
hehe
hehe
Saya mau sedikit
bicara tentang sesuatu yang terpikir
oleh saya di kala itu.
Mengepel selasar
hijau terlihat tidak ada gunanya, karena toh mungkin kami hanya sekedar
'membasahi lantai'.
Sebelum saya di
asrama, mungkin saya tidak pernah aware sama
selasar hijau ini. Mungkin tidak pernah terpikirkan bahwa ternyata, ada loh
yang selalu rajin bersihin itu lantai setiap hari. Kami sih mudah saja, hanya 1
hari dalam 1 pekan.
Lantai semen hijau
itu setiap digosok berkali-kali, yang terlihat ya itu itu aja. Kalau kalian
perhatiin lagi, ngga ada perubahan. Mungkin para pengepel nya juga merasakan
hal yang penuh kesia-siaan.
Tapi di pagi hari
itu, saya memikirkan hal lain, bahwa mungkin memang ada suatu pekerjaan yang kita terus lakukan, tapi rasanya ngga
ada efeknya, ngga ada perubahan. Adakalanya kita melakukan pekerjaan yang
sejatinya ngga terlihat baik atau buruknya, seperti sebuah hal yang sia-sia.
Padahal kalau
dipikir, misalnya ngga ada siapapun yang bertugas bersihin selasar itu, ngga
ada yang peduli sama selasar itu, mungkin kalo lantainya dicolek, jari jari
kita penuh sama debu ya?
Terkadang kita
memang harus sabar (masih belajar) dengan proses yang musti kita laluin,
terkadang musti sabar karena suatu pekerjaan itu rasanya sia-sia,
Tapi ya, mungkin
sejatinya usaha kita itu sekarang jadi bahan buat ngebangun istana di surga.
Ngga keliatan kalo pake mata dunia, percaya aja.
Ya, Hidup itu
terkadang seperti mengepel selasar hijau.
Dampak dari
perbuatan kita mungkin ngga keliatan sekarang, mungkin rasanya sia-sia,
Tapi percayalah (ayo
percaya, jah..) bahwa ngga ada satupun yang sia-sia.
Ini proses, perlu
bertahap!
hap hap
hap hap
Selesai hari Sabtu,
10 Maret 2012
16:57
Warnet Asrama
Ps: din, maaf ya tulisannya baru selese sekarang hehe
:)
Dan walaupun mungkin ngga nyambung, yasudahlah ya
hehe :p
Daerah selasar hijau Masjid salman yang selasarnya ngga kelihatan hehe. Diambil saat pasar seni itb, (Yudha PS, 2010) image source : http://salmanitb.com/2010/10/salman-itb-pun-sesak-dengan-manusia/ |
No comments:
Post a Comment