image source :http://www.shutterstock.com/pic-69405280/stock-photo-elementary-student-fall-a-sleep-while-doing-math-homework.html |
Bismillahirrahmaanirrahim..
Tulisan ini saya
buat berdasar pengalaman, sedikit sharing saja :)
Kejadian ini mungkin lazim dialami beberapa kawan, mungkin kebanyakan mahasiswa mengalami ini. Kejadian dimulai ketika tugas yang deadline besok menanti dikerjakan.
Kejadian ini mungkin lazim dialami beberapa kawan, mungkin kebanyakan mahasiswa mengalami ini. Kejadian dimulai ketika tugas yang deadline besok menanti dikerjakan.
Bagi saya,mahasiswi
jurusan biologi yang harus mengerjakan 2
laporan setiap pekannya, menjadikan setiap waktu selama 1 pekan
penuh ber-default
"ON DUTY" atau selalu ada tugas. Pada dasarnya setiap jurusan
memiliki kisah khas masing-masing.
Namun agar lebih
mudah menjabarkan dan tidak membicarakan yang tidak saya tahu, saya cerita
pengalaman di biologi saja ya? :)
Semseter 6 jurusan
biologi di ITB ini default nya ada dua praktikum: Mikrobiologi dan Biologi
Perilaku. Dari praktikum mikrobiologi, kita harus bikin jurnal + literatur
(awal) kemudian praktikum, dan pekan depannya hasil praktikum harus dikumpulkan
lengkap dengan segala hasil pengamatan dan pembahasannya (tulis tangan). Di
hari lainnya, Praktikum Biologi Perilaku tanpa ada jurnal, dengan praktikum
yang asik, namun menyisakan komplotan data yang harus diolah dengan statistik,
kemudian laporan yang harus dikumpulkan pekan depannya. Yah, atas dasar inilah
1 pekan kami harus mengerjakan 2 laporan.
Yang namanya laporan
praktikum dan praktikum itu sendiri tujuannya agar mahasiswa dapat mengalami
langsung (praktek) --> kemudian mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan yang
timbul dari praktek --> dan mengintegrasikan pemahamannya dalam sebuah laporan.
Bagus? Tentu saja
sebuah konsep yang bagus.
Namun apa yang
menjadi masalah?
Dari judul tulisan ini sudah dapat diperkirakan bahwa tidur yang menjadi dosa adalah ketika seharusnya kita dapat mengerjakan suatu hal bila kita tidak tidur. Karena dengan tidur, waktu yang sengaja kita plot kan untuk mengerjakan tugas mendadak hilang, dan kita akan bangun dengan terkaget-kaget. (pasti pernah ngalamin ya? Hehe)
Dari judul tulisan ini sudah dapat diperkirakan bahwa tidur yang menjadi dosa adalah ketika seharusnya kita dapat mengerjakan suatu hal bila kita tidak tidur. Karena dengan tidur, waktu yang sengaja kita plot kan untuk mengerjakan tugas mendadak hilang, dan kita akan bangun dengan terkaget-kaget. (pasti pernah ngalamin ya? Hehe)
Dan ketika bangun,
selain kaget akan merasa sangat menyesal, menyalahkan diri sendiri, panik, dan
buru-buru mengerjakan tugas. Padahal deadline nya mungkin pagi hari. Yah
tugasnya bisa selesai, bisa juga tidak.
Belakangan ini saya
merasakan hal tersebut, dan dampaknya sangat tidak baik. Yang menjadi kesalahan
saya adalah saya menunda pekerjaan yang
seharusnya bisa saya kerjakan, harusnya bisa saya cicil. Pada saat waktu
luang pun, terkadang saya belum bisa mengerjakan cicilan tugas (parahnya deadliners sudah mendarah daging). Saya harus
bekerja dalam tekanan (deadline) karena pada fase sebelumnya saya sangat
perfeksionis dalam mengerjakan berbagai hal (daripada ngga maksimal mending
tidak - ini bukan hal yang terlalu baik juga kalo berlebihan).
Apa dampaknya? Tugas
diplotkan H-1 Pengumpulan, dengan berbagai resiko yang sudah diketahui diri
kita sendiri sebetulnya.
Yang nyata merugi, laporan 1 hari itu hanya
akan menjadi sekedar tugas tanpa pemahaman yang
berarti. Kayak robot yang ngerjain sesuatu tapi ngga pake hati.
Sehabis itu timbul
rasa menyesal sedalam-dalamnya karena sifat perfeksionis kita keluar.
Dan kalau lingkarang
setan itu ngga diputus, akan terjadi di pekan depannya, atau pekan-pekan
selanjutnya.
Contoh kasus
baru-baru ini (pagi ini sebetulnya). Pekan ini saya memplot waktu mengerjakan
tugas laporan Biper di hari H-1. Alasannya karena ada laporan mikrobiologi, dan
UTS. Ternyata di hari itu, saya ketiduran! Yah, fatal. Cicilan sebelumnya tidak
berarti ketika laporan harus dikumpul jam 8 sedangkan baru bangun jam 3 dini
hari (waktunya terlalu singkat). Keterlambatan melahirkan konsekuensi
pemotongan nilai sebanyak 25%. Akhirnya saya pasrah dan ngga ngeprint
laporannya.
sesampai di kampus ternyata kebanyakan memang sudah print hasilnya. Tapi ya saya sih pasrah, konsekuensi. Harus kerjain sendiri apapun yang terjadi. Alhamdulillah sore nya selesai dan bisa dikumpul.
sesampai di kampus ternyata kebanyakan memang sudah print hasilnya. Tapi ya saya sih pasrah, konsekuensi. Harus kerjain sendiri apapun yang terjadi. Alhamdulillah sore nya selesai dan bisa dikumpul.
Menyesal? Ya.
Heran juga saya bisa
tidur dalam kondisi seperti itu, kalo dulu kayanya ngga mungkin kaya gitu.
Begadang itu habbit kali ya hehe. Tapi sekarang udah agak resisten nih payah -_-). Dan anggaplah tidur itu karunia
dari allah yang ngga bisa tergantikan, dimana Allah pengen sistem kerja tubuh kita ngga nge-hang. Allah udah ngasi kita tidur malah
disesalin. Toh pada akhirnya bisa selesai kan? Kita harus inget kesehatan juga
(jam biologis mahasiswa udah kacau begini hehe). Hukuman pengurangan poin mah
yang supaya jera dan biar kita belajar dari kesalahan.
Pelajaran yang bisa
diambil:
- Mindset diatur ulang bahwa laporan itu menyenangkan dan sangat seru dilakukan setiap hari
- Menunda pekerjaan bisa jadi lingkaran setan gali lubang tutup lubang
- Pemahaman ngga bisa didapat dari 1 malam saja, butuh proses.
- Tidur emang harus diniatin, biar terencana dan efektif
SEMANGAT
LAAAH! :D