Tuesday, August 1, 2017

Angin Delapan Hari Tujuh Malam

Angin tak tahu apa-apa, ia hanya menjalankan tugasnya. Setelah bumi kering tanpa hujan, dengan matahari yang sangat terik seumpama api yang menjilat-jilat. Pepohonan kuning mengering sebelum semuanya mati. Ia datang mengawali.

Udara kering dan panas tiba-tiba menjadi dingin. Awan besar menyelimuti langit, saat inilah tugasnya dimulai.

Semua berpikir mereka akan kedatangan hujan, sebuah berita gembira bagi mereka yang telah lama kekeringan. Nyatanya angin hanya bertiup sangat kencang, menerbangkan semua barang dan menggoyangkan tanah mereka. Udara dingin semakin mencekam, menusuk -nusuk tubuh mereka.

Mereka mulai berlari. Mereka segera menuju ke tenda dan bersembunyi di dalamnya. Angin semakin bertiup dengan kencang dan menghancurkan tenda. Angin menghancurkan pakaian dan menghancurkan kulit. Setiap kali angin bertiup, ia menghan­curkan dan membunuh apa saja yang di depannya. Angin bertiup selama tujuh malam dan delapan hari dengan mengancam kehidupan dunia. Kemudian angin berhenti dengan izin Tuhannya.

Allah SWT berfirman:
"Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.' (Bukan)! Bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya."
(QS. al-Ahqaf: 24-25)

"Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus-menerus;, maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). "
(QS. Al-Haqqah: 7)

Tiada yang tersisa dari mereka kecuali pohon-pohon kurma yang lapuk.

Angin tak tahu, ia hanya disuruh tuhannya, bekerja delapan hari tujuh malam tak henti

Selasa, 1 Agustus 2017
Hajah Sofyamarwa R

#30dwc #30dwchajah #30dwcjilid7 #Squad2 #day26

No comments:

Post a Comment