[Review Buku] Inspirasi dari Rumah Cahaya – Ust Budi Ashari, Lc |
Sebetulnya ini sudah lewat dari target waktu saya
menuliskan review dari buku ini. Sekarang kendalanya adalah saya lupa dimana
menyimpan buku tersebut, sementara coretan yang saya buat ya hanya di buku itu. Hihi.
Selain itu, saya juga tidak sembari menuliskan catatan-catatan di notes hp
saya, sehingga sekarang saya udah ngga punya contekan deh. Hehe.
Maka dari itu, kali ini saya mungkin hanya akan
menuliskan kesan-kesan saya mengenai buku itu ya. Semoga kapan-kapan bisa
diupdate, atau seenggaknya sedikit tulisan ini bisa bermanfaat buat pembacanya.
* * * * * * *
Sudah lama saya menaruh perhatian pada sebuah sekolah
dengan konsep “pengajaran iman dahulu, baru Al-qur’an” yang diusung oleh Kuttab
Al-Fatih. Budi Ashari sebagai founder nya
mungkin sering kita lihat di layar televisi sebagai salah satu ahli dalam sejarah
islam.
Sudah lama
pula saya suka baca-baca artikel dari parenting-nabawiyah dan punya keinginan
besar untuk membeli buku-bukunya. Saya penasaran dan ingin tahu seperti apa
sebetulnya konsep pengajaran iman sebelum al-quran itu dalam aplikasi pendidikan
keseharian. Singkat cerita, saya memesan paket buku nya : Inspirasi dari Rumah
Cahaya; Remaja,Antara Hijaz dan Amerika; serta Ke Manakah kulabuhkan hati ini.
* * * * * * *
Penulisan buku Inspirasi dari Rumah Cahaya (IRC) ini
menurut saya cukup runut. Dimaksudkan untuk membuat para pembacanya benar-benar
memiliki pondasi yang benar mengenai cara berpikir kita tentang konsep pernikahan,
pendidikan dan keluarga. Serial Parenting-nabawiyah ini hadir sebagai “pelurus”
dari berbagai pemahaman kita akan konsep parenting yang saat ini sangat
menjamur. Bukankah sebuah berita baik, bila kini para orangtua begitu
semangatnya mencari ilmu dalam mendidik ? Iya, hanya saja orangtua perlu tahu
pakem-pakem apa saja yang harus dipegang sebagai umat islam. Teori pendidikan
bisa datang dari belahan bumi manapun, aplikasinya juga mungkin bisa bermanfaat
pada sebagian orang, namun sebagai umat islam, patutlah kita mencoba belajar
ilmu parenting dari teladan kita terdahulu yang memang terbukti menghasilkan
generasi-generasi unggulan yang mulia di dunia dan dirindukan di surga.
Parenting nabawiyah ini membedah sejarah den
mengambil hikmahnya dengan sangat baik. Banyak hal-hal yang awalnya bagi saya “biasa
saja”, kemudian seolah mendapat pencerahan “Eh, oh iya ya!”
Contohnya di awal, tentang tujuan pernikahan. Penulis
menjabarkan mengenai pemahaman surat Al Furqan ayat 74 yang berbunyi: “ Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepada kami
istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami iman
(pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.”
Penulis mengingatkan bahwa Al-quran adalah mukjizat
yang susunannya pun sudah diatur oleh Allah sedemikian rupa dengan maksud tertentu.
“kompak” dengan pasangan dahulu, lalu mendidik anak agar menjadi pemimpin yang “tim”
nya adalah orang bertaqwa, bukan pemimpin yang tidak sejalan secara visi akhirat
dengan timnya, begitulah kira-kira.
Gambaran mengenai pentingnya ‘kekompakan’ suami dengan
istri begitu nyata terlihat dari kisah-kisah terdahulu. Bagaimana Nabi Nuh yang
shaleh bahkan tak bisa mengajak istri dan anaknya kepada Allah, bagaimana
Asiyah wanita shaleh harus berdoa mohon perlindungan pada Allah dari Fir’aun suaminya
sendiri, bagaimana Maryam salah seorang wanita terbaik juga terlahir dari
keluarga yang baik.
Dari buku ini tertancaplah langsung ke otak saya
beberapa keluarga/sosok yang memang terbaik dan harus menjadi panutan. Keluarga
Nabi Ibrahim AS dan Rasulullah SAW. Saya juga jadi ngeh berapa jumlah anak Rasulullah. 3 lelaki dan 4 perempuan
(selama ini ingetnya Cuma Fatimah aja). Kita bisa berguru pada rasulullah
bagaimana mendidik anak perempuan, dan “berguru” pada Ibrahim bagaimana
mendidik anak laki-laki. Betapa ebrhasilnya rasulullah mendidik sahabat-sahabatnya
dari berbagai generasi tua maupun muda.
Buku ini mengajak kita melihat parenting bukan saja
dari lingkup kecil, tapi juga pada lingkup yang sangat besar. Memasuki fase
akhir jaman dimana Islam akan kembali Berjaya, membutuhkan generasi-generasi yang
jauh lebih tangguh dari pemuda di masa kejayaan Islam terdahulu.
Salah satu kelebihan dari susunan buku ini adalah, di
setiap akhir bab ada kisah berhikmah semacam studi kasus agar pembaca lebih
mudah memahami pelaksanaanya, serta catatan-catatan hal-hal aplikatif untuk
menjadi action plan bagi para pembacanya.
Akhir kata, menurut saya buku ini rekomended untuk
dibaca para orangtua dan calon orangtua. Mengingatkan kembali pada “settingan
awal” mindset berkeluarga dan mendidik generasi terbaik. Parenting nabawiyah
ala nabi yang memang terbukti kualitasnya.
Sabtu, 21 Januari 2017
Selesai pukul 01:30
Mohon maaf Mba mau tanya, pesen bukunya dimana ya? Tks.
ReplyDelete