Saturday, January 21, 2017

[Review Buku] Inspirasi dari Rumah Cahaya - Budi Ashari, Lc

[Review Buku] Inspirasi dari Rumah Cahaya – Ust Budi Ashari, Lc

Sebetulnya ini sudah lewat dari target waktu saya menuliskan review dari buku ini. Sekarang kendalanya adalah saya lupa dimana menyimpan buku tersebut, sementara coretan yang saya buat ya hanya di buku itu. Hihi. Selain itu, saya juga tidak sembari menuliskan catatan-catatan di notes hp saya, sehingga sekarang saya udah ngga punya contekan deh. Hehe.
Maka dari itu, kali ini saya mungkin hanya akan menuliskan kesan-kesan saya mengenai buku itu ya. Semoga kapan-kapan bisa diupdate, atau seenggaknya sedikit tulisan ini bisa bermanfaat buat pembacanya.

* * * * * * *

Sudah lama saya menaruh perhatian pada sebuah sekolah dengan konsep “pengajaran iman dahulu, baru Al-qur’an” yang diusung oleh Kuttab Al-Fatih. Budi Ashari sebagai founder nya mungkin sering kita lihat di layar televisi sebagai salah satu ahli dalam sejarah islam.

Sudah lama pula saya suka baca-baca artikel dari parenting-nabawiyah dan punya keinginan besar untuk membeli buku-bukunya. Saya penasaran dan ingin tahu seperti apa sebetulnya konsep pengajaran iman sebelum al-quran itu dalam aplikasi pendidikan keseharian. Singkat cerita, saya memesan paket buku nya : Inspirasi dari Rumah Cahaya; Remaja,Antara Hijaz dan Amerika; serta Ke Manakah kulabuhkan hati ini.



* * * * * * *

Penulisan buku Inspirasi dari Rumah Cahaya (IRC) ini menurut saya cukup runut. Dimaksudkan untuk membuat para pembacanya benar-benar memiliki pondasi yang benar mengenai cara berpikir kita tentang konsep pernikahan, pendidikan dan keluarga. Serial Parenting-nabawiyah ini hadir sebagai “pelurus” dari berbagai pemahaman kita akan konsep parenting yang saat ini sangat menjamur. Bukankah sebuah berita baik, bila kini para orangtua begitu semangatnya mencari ilmu dalam mendidik ? Iya, hanya saja orangtua perlu tahu pakem-pakem apa saja yang harus dipegang sebagai umat islam. Teori pendidikan bisa datang dari belahan bumi manapun, aplikasinya juga mungkin bisa bermanfaat pada sebagian orang, namun sebagai umat islam, patutlah kita mencoba belajar ilmu parenting dari teladan kita terdahulu yang memang terbukti menghasilkan generasi-generasi unggulan yang mulia di dunia dan dirindukan di surga.
Parenting nabawiyah ini membedah sejarah den mengambil hikmahnya dengan sangat baik. Banyak hal-hal yang awalnya bagi saya “biasa saja”, kemudian seolah mendapat pencerahan “Eh, oh iya ya!”

Contohnya di awal, tentang tujuan pernikahan. Penulis menjabarkan mengenai pemahaman surat Al Furqan ayat 74 yang berbunyi: “ Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami iman (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.”
Penulis mengingatkan bahwa Al-quran adalah mukjizat yang susunannya pun sudah diatur oleh Allah sedemikian rupa dengan maksud tertentu. “kompak” dengan pasangan dahulu, lalu mendidik anak agar menjadi pemimpin yang “tim” nya adalah orang bertaqwa, bukan pemimpin yang tidak sejalan secara visi akhirat dengan timnya, begitulah kira-kira.

Gambaran mengenai pentingnya ‘kekompakan’ suami dengan istri begitu nyata terlihat dari kisah-kisah terdahulu. Bagaimana Nabi Nuh yang shaleh bahkan tak bisa mengajak istri dan anaknya kepada Allah, bagaimana Asiyah wanita shaleh harus berdoa mohon perlindungan pada Allah dari Fir’aun suaminya sendiri, bagaimana Maryam salah seorang wanita terbaik juga terlahir dari keluarga yang baik.

Dari buku ini tertancaplah langsung ke otak saya beberapa keluarga/sosok yang memang terbaik dan harus menjadi panutan. Keluarga Nabi Ibrahim AS dan Rasulullah SAW. Saya juga jadi ngeh berapa jumlah anak Rasulullah. 3 lelaki dan 4 perempuan (selama ini ingetnya Cuma Fatimah aja). Kita bisa berguru pada rasulullah bagaimana mendidik anak perempuan, dan “berguru” pada Ibrahim bagaimana mendidik anak laki-laki. Betapa ebrhasilnya rasulullah mendidik sahabat-sahabatnya dari berbagai generasi tua maupun muda.

Buku ini mengajak kita melihat parenting bukan saja dari lingkup kecil, tapi juga pada lingkup yang sangat besar. Memasuki fase akhir jaman dimana Islam akan kembali Berjaya, membutuhkan generasi-generasi yang jauh lebih tangguh dari pemuda di masa kejayaan Islam terdahulu.

Salah satu kelebihan dari susunan buku ini adalah, di setiap akhir bab ada kisah berhikmah semacam studi kasus agar pembaca lebih mudah memahami pelaksanaanya, serta catatan-catatan hal-hal aplikatif untuk menjadi action plan bagi para pembacanya.

Akhir kata, menurut saya buku ini rekomended untuk dibaca para orangtua dan calon orangtua. Mengingatkan kembali pada “settingan awal” mindset berkeluarga dan mendidik generasi terbaik. Parenting nabawiyah ala nabi yang memang terbukti kualitasnya.

Sabtu, 21 Januari 2017
Selesai pukul 01:30


1 comment:

  1. Mohon maaf Mba mau tanya, pesen bukunya dimana ya? Tks.

    ReplyDelete