25 tahun aja diinjak hehe |
Seperempat abad sudah Allah izinkan saya menjalani kehidupan di dunia.
HAJAH SOFYAMARWA RACHMAWATI, sebuah doa yang bapak dan mamah saya panjatkan.
HAJAH, karena saat masih janin saya sempat dibawa mamah ke mekkah saat mereka berhaji.
SOFYAMARWA, mengambil nama 2 bukit yang termahsyur di sana, safa dan marwa
RACHMAWATI, jabal rahmah, bukit kasih sayang yang diyakini sebagai tempat bertemunya adam dan hawa.
Wati untuk identitas keindonesiaan saya, hehe
Saya pernah malu dengan nama hajah, kalau menulis nama, saya hanya menulis singkatannya saja dengan ejaan yang salah pula " H. SOFIA MARWA R." Sampai SD tak ada yang memanggil saya hajah, semua memanggil sofia atau fia.
Tapi terimakasih yudha teman SMP saya yang dulu memanggil saya dengan nama hajah (waktu dulu sih kesel haha). Sampai kini saya sadar kalau nama saya hajah. Dan perlahan saya pun tahu cara menulis nama saya dengan baik dan benar. Hehe.
Seseorang perlu energi dan ruh untuk dapat menjalankan kehidupannya dengan sadar betul. Sejujurnya, saya juga belum pernah dapat "ruh" nya banget ketika mendapat jawaban dari orang tua saya mengenai makna nama saya.
Ah, Biarlah menjadi doa'doa rahasia mereka, biar saya pun menggali sendiri makna nama saya di dunia, menjadi sadar betul tentang apa yang Allah maksudkan pada diri saya.
Salah satu ketidak mengertian saya akan nama hajah ialah sampai saat ini saya merasa jiwa saya belum meraung terpanggil untuk berhaji ke sana. Kalau ditanya apa semua muslim mau ke baitullah, saya juga begitu, siapa yang tidak mau. Tapi jiwa saya belum cukup sadar, atau pengetahuan saya yang memang masih minim.
Iri sekali saya pada siapa siapa yang hatinya sudah begitu terpanggil mengunjungi baitullah. Kita boleh iri pada hal hal yang baik, bukan? Semoga allah berikan kesempatan itu juga pada saya. :)
SAFA dan MARWA identik dengan bukit yang dipakai siti hajar saat berupaya mencarikan air untuk bayinya, ismail. Sebuah kisah yang hampir semua muslim mungkin tahu. Tapi tahukah, ternyata perlu waktu bagiku untuk memahaminya. Ada TAWAKAL yang TINGGI dalam setiap jejak langkah siti hajar. PERCAYA PENUH pada kuasa Allah, bahwa Ia tak akan menyia-nyiakan hambanya yang shalih. KETIDAK BERGANTUNGAN SITI HAJAR pada seorang makhluk pun, meskipun itu suaminya sendiri. DOA PANJANG SEORANG AYAH yang menjadi bekal utama dan penjagaan bagi keluarganya. Ia tetap bertahan hidup dan setelah pertemuannya lagi dengan ibrahim di kemudian hari, ia tak pernah sekalipun membencinya.
* * *
Dan kini, saya bersama suami saya hari purnama. Nama yang diberikan oleh kakeknya itu sampai saat ini, bila ada, saya belum juga mendapat jawaban akan maknanya. Kalau diijinkan, boleh kah saya menganggapnya sebagai cahaya terbaik, utuh, yang bersinar pada waktu waktu yang tepat, yang Allah anugerahkan untuk keluarga kecil kami ? :")
Maka dear myself, jagalah agar rumah kita tetap bercahaya, tak dipadamkan oleh pemadam cahaya berupa kelalaian dan bisikan syetan yang tak bisa kita halau karena lemahnya penjagaan diri kita masing masing. Jaga rumah kita tetap bercahaya, seperti bercahayanya keluarga Muhammad saw, keluarga ibrahim, keluarga imran, keluarga luqman.
Bersambung
Ditulis 12 januari 2017
(Tulisan ini dipengaruhi bacaan saya pekan itu, inspirasi rumah cahaya ust budi ashari)
No comments:
Post a Comment