"Titik
balik terjadi ketika salah satu teman mengajak aku ke masjid. Ini pertama
kalinya aku masuk masjid. Aku ikut pertemuan dengan belasan perempuan Pakistan.
Mereka duduk mendengarkan khotbah. Seusai khotbah, teman mengajakku untuk
tinggal sebentar karena ia hendak salat. Ini pertama kali aku melihat Muslim
Salat.
Dan
aku sangat terkejut. Aku melihat dia berdiri, lalu bungkuk, lalu berdiri, lalu
tiba-tiba merendahkan diri. Meletakkan kepalanya di lantai untuk menyembah
Tuhan. Aku bagai tersengat petir. Ini, aku pikir saat itu, penyerahan diri yang aku cari sepanjang hidup.
Bagaimana seseorang bisa dengan pasrah meletakkan kepalanya di lantai untuk
menyembah Tuhan! Kepala yang setiap hari kita junjung tinggi. Aku kira detik
itu juga aku menemukan bentuk penyerahan diri yang ideal dari manusia. Sujud.
Tiga
bulan sebelum ulangtahunku yang ke-17 aku akhirnya mengucapkan dua kalimat
syahadat. Aku masuk Islam 4 september 1998. Aku bangga menjadi muslimah. Aku
belajar puasa. Aku berhijab. Aku menyadari hidup ini singkat. Bagaimana
singkatnya hidup? Gampang. Lihat saja batu nisan. Ada garis pendek di antara
tanggal lahir kita dan tanggal kita meninggal dunia. Garis pendek itu
menandakan betapa pendeknya umur manusia di dunia. Karena itu kita harus
mengisi dengan penyerahan diri kepada tuhan. Kita diberi pilihan. Saya memilih
islam dan menyerahkan diri ke Allah."
-- Sarah Joseph, Mualaf, Muslimah Inggris pendiri
Majalah Emel (Muslim Life) bersama suaminya. Majalah populer islami,
majalah gaya hidup Muslim dengan desain yang berani dan topik yang cerdas.
(Dikutip
dari majalah Janna, Republic of Youth edisi februari 2013)
*
* * *
Kita butuh inspirasi
dari pandangan orang di luar kita, agar hal luar biasa yang biasa kita lakukan
menjadi lebih bermakna.
Pelesiran
29
Mei 2013
No comments:
Post a Comment