Ide tulisan yang
terpikir karena di Kampus ITB, gerbang belakang sudah tidak dibuka. Kami harus
lewat gerbang SBM atau Gerbang Batan.
Awalnya
kerepotan, karena suka lupa hehe. Kalau
malam daerah gerbang ini sepi, penjaga satpamnya suka ngga ada, serem juga.
Sampai sekarang saya
juga belum tahu pasti alasan ditutupnya gerbang utara. Beberapa waktu
sebelumnya juga parkiran Utara ditutup, jadi dari sepanjang dayang sumbi untuk
bisa masuk ITB harus jalan sampe gerbang SBM.
Hello,
PKL Dayang Sumbi!
Setelah kejadian PKL
dayang sumbi beberapa pekan lalu, disana sekarang sudah dibangun kembali
saung-saung bambu yang telah rapi dan dinomori. Ada plang besar yang
menunjukkan bahwa mereka adalah kumpulan PKL dayang sumbi. Pedagang yang
memakai gerobak dorong pun tetap berjualan di depan gerbang walaupun kini akses
keluar udah ga bisa lewat situ.
Sekarang kondisinya,
Tunnel menuju sabuga semakin ramai, di Tunnel sekarang ada koperasi, ATM BNI,
dan tempat fotokopian. Kantin-kantin nya juga semakin ramai, dan parkirannya
juga sepertinya lebih ramai. Istilahnya segala kebutuhan disediakan disitu. Lama-kelamaan sepertinya akan jadi pusat
kegiatan.
Back
to the topic,
Sekarang saya
kepikiran, itu bangunan saung PKL dayang sumbi yang udah rapi itu gimana
nasibnya ya?
Gerbang utara yang
dulunya dibuka (sebagai celah sempit pejalan kaki mahasiswa, tapi akses utama keluar) sekarang digembok,
ga ada yang bisa lewat. Otomatis akses ke daerah PKL dayang sumbi juga semakin
sulit, y a kan?
Sebuah celah sempit
biasa, tapi kalau hal lainnya (tunnel mulai ramai, parkiran utara ditutup,
gerbang utara ditutup dll) di desain sesuai yang diinginkan, mungkin lama
kelamaan mahasiswa akan mulai terbiasa dan kemudian lupa dengan apa yang
terjadi di daerah PKL dayang sumbi.
================================
Bandung,
13 Februari 2013
#baru di post
No comments:
Post a Comment