Hari ini hari
selasa, seperti biasa ini jadwal saya mengajar privat di setramurni. Karena
besok anaknya UTS, jamnya jadi ekstra, walhasil pulang lebih malam.
Tak seperti
biasanya, saya diantar mang ajay sampai ke borma setiabudi, dengan ini saya
jadi hanya perlu naik angkot caheum ledeng sekali untuk dapat sampai di kosan.
Sesaat setelah duduk manis di angkot, saya galau antara turun dulu untuk ke
borma atau tidak.
Tak lama kemudian
seorang pengamen berstelan santai datang, menenteng gitar sembari makan
sebungkus batagor.
"Ngiring
mang.."
Dan sambil menyapa
penumpang,
"Punten teh..
Makan teh? Lumayan buat ngeganjel.."
Angkot masih ngetem
dan sayapun masih belum memutuskan untuk turun ke borma. Yasudah, tak jadi
saja. Kemudian saya perhatikan, ada yang beda dari sang pengamen. Dan dengan
mengumpulkan segenap keberanian, saya putuskan untuk menyapa..
"pulang kemana
a'?"
"Cihampelas,
teh.. Tapi ini mah mau ke balubur dulu, mau ke 'kape'."
(hah? Kape? Apaan ya? Kerja praktek?)
(hah? Kape? Apaan ya? Kerja praktek?)
"Kape apaan ya
a'?"
"Itu, kape,
kape.." (sambil menunjuk warung-warung makan)
(oooh kafe
maksudnya.. -_- hehe :p)
Singkat cerita,
sepanjang perjalanan kami ngobrol. Namanya Sidik, orangnya sopan dan sunda
pisan. Beliau sudah sejak kecil ngamen di setiabudhi. Bisa main gitar sejak kecil belajar sendiri
dan ada pengurus yang mengajarkan (dari hari rusli katanya). Biasanya ia ngamen
dari pukul 9 sampai magrib.
Saya kurang tau
tepatnya, apa yang ia bilang tentang mengamen. Saat ini ia juga sambil menunggu
pekerjaan. Ia bilang ngamen itu enak, santai. Bisa menghibur juga. Katanya
walaupun sudah bekerja di tempat lain, rasanya tetap ingin di jalanan.
Saya bercerita
tentang pengamen yang keliatan suka marah-marah kalau tidak diberi. Dengan
bijak ia bilang, mungkin karena merasa ngga diwaro,
ga ada respon dari penumpang setelah lagunya berhenti dinyanyikan, jadi
kesal. Tapi ngga tau juga, katanya. Tergantung pengamennya.
Sangat terlihat
bahwa ia menyenangi lokasi tempatnya ngamen, setiabudi. Anak-anaknya baik,
enak-enak. (sering banget ia bilang 'enak' hehe). Santai, saling terbuka,
saling ngajarin, saling ngedidik yang bisa dididik.
Ternyata a sidik
punya keluarga besar. Ia tinggal dengan orang tuanya, dengan 6 adik! Tapi ia
bilang, ga pusing. Kalau bisa ngasih uang, kasih, syukur. Kalau ngga ada juga
ga apa apa.
Lama kami terdiam, a
Sidik mulai memainkan gitarnya, sebuah instrumen pada awalnya (dan itu indah )
#so melankolis -_- hehe tapi beneran ini mah.
Setelah itu
terdengarlah dendang lagu jangan menyerah-nya D'massive.
Sampai di gelap
nyawang ia pamit turun duluan.
"mangga teh,
assalamualaikum.."
"wa'alaikumsalaam.. Mangga-mangga.."
"wa'alaikumsalaam.. Mangga-mangga.."
Dan sepanjang turun
dari angkot sampai kosan kayanya saya senyam senyum sendiri hehe
******
Mungkin suatu saat
bisa ketemu lagi ya a'!
Sukses! Orang baik dan rendah hati kaya a' sidik insyaallah jalannya mudah.
Sukses! Orang baik dan rendah hati kaya a' sidik insyaallah jalannya mudah.
"Yah,
itumah gimana kitanya juga teh.
Kalau kitanya baik, enak sama orang, pasti orang lain
juga enak ke kita.."
--A' Sidik
--A' Sidik
Terbukti!
No comments:
Post a Comment