Tuesday, April 14, 2020

MINDSET - Istri yang Melakukan Semua Pekerjaan Rumah Sendiri

Allah selalu punya cara untuk mendidik hamba-hamba Nya menjadi manusia yang lebih baik setiap saat. 

Sesuatu yang kita masukkan ke dalam diri kita, entah itu melalui bacaan, rekaman suara, atau tayangan, sedikit banyak akan memengaruhi diri kita sadar maupun tidak. Dan itu semua, kadang kita juga tak tahu betul, apakah itu benar, ataukah itu salah.

Hampir 5.5 tahun usia pernikahan, saya jadi teringat kala itu saat masih pengantin baru. Terdengar suara motor Suami pulang dari kantor saya langsung nyiapin teh manis hangat kesukaannya, juga langsung dandan tipis tipis. Berusaha bangun lebih awal buat nyuci piring beberes rumah, dan setiap waktu makan nyiapin semua sebelum waktunya.

Seiring berjalannya waktu, ternyata banyak yang terkikis ya 🤭 Bertambah amanah seorang anak, bertambahh peran lagi sebagai pebisnis, kini sudsh banyak pekerjaan rumah yang mulai saya delegasikan pada pihak lain. Lambat laun ada masanya rasanya saya begitu lalai menjadi seorang istri. 

Ya, seolah kami saling tenggelam dalam kesibukan masing masing, dan butuh penyegaran lagi mengenai hakikat peran seorang istri.

Menjadi diri sebelum menjadi istri, menjadi istri sebelum menjadi ibu. 

Bahkan dalam keberjalanannya, sempat saya mempertanyakan ulang, sebetulnya hak dan kewajiban suami istri itu apa? Belum lagi berseliweran berbagai bahan bacaan mengenai "Istri bukan Pembantu", "Suami yang seharusnya menyediakan fasilitas terbaik untuk anak dan istri.", daaaan lain lain. Sesuatu yang seolah "membela kaum hawa".

Tahukaaah?
Sedikit banyak itu memengaruhi mindset dan aksi sehari hari. Jadi kurang gesit melakukan banyak hal, dan cenderung menunda.

Sampai pada suatu malam kemarin saya mendengar seseorang pendengar radio yang sharing mengenai topik Sinergi. Katanya 

"Saya melakukan semua pekerjaan rumah sendiri, suami tinggal duduk saja biar saya yang melayani semua kebutuhannya. Tapi suami jadi suka inisiatif pingin bantuin."

#jleb!

Kalo kalian dengerin itu, rasanya gimana?
Buat saya itu mengubah 180 derajat cara berpikir saya. Bukan berarti saya ngga pernah kepikiran itu ya, justru itu yang saya pikirkan dulu saat saya memutuskan menikah. Tapii, kesibukan, waktu, dan kurang ilmu membuat saya terhanyut ke muara yang keruh. Apalagi saat lelah mengurus rumah, anak, pekerjaan, kita cenderung akan mengambil hal hal yang sesuai dengan pikiran kita kan?

Ya sayang, itu adalah hakikat kemuliaan seorang istri, dan ladang pahala yang tak terhingga.

Pernyataan itu, mungkin akan terdengar sumbang bagi sebagian orang, selfish lah, intimidatif lah, atau hal negatif lainnya. Tapi bagi saya, saat itu seketika energi saya langsung penuh dan melakukan banyak hal lebih baik dari sebelumnya.

Kemudian saya membaca beberapa artikel ilmu sebagai penguat, yang menyatakan beberapa hal semu yang pernah hinggap di pikiran saya itu berdasar dari sesuatu yang lemah (memang diungkapkan sebagian ulama, tapi tidak sesuai dengan pendapat jumhur ulama). Nah loh, yang salah jangan dipiara yah..

Bagi saya saat ini, perkataan itu membuat mindset saya menjadi lebih baik. Mungkin karena dalam pernyataan itu, diri kita lah yang mengambil tanggung jawabnya. Dan ketika kita sudah benar benar sadar dan mrngambil tanggungjawab, maka energi akan penuh dan jauh dari pikiran negatif. Kita yang mengendalikan diri, kan?

Doakan saja bisa bertahan lama yahh. Hehe

Lalu bagaimana dengan para wanita yang memang biasa melakukan semua sendiri, tapi suami/anak tidak ada inisiatif membantu?
Menurut hemat saya, semua kembali pada keikhlasan dan kebahagiaan masing masing ya. Bila bahagia dan ikhlas lanjutkan. Bila berat, tak bahagia dan sulit ikhlas, maka perlu dikomunikasikan dengan baik aja. Cari nasihat penguat agar apa apa yang dilakukan  tetap menjadi amal sholeh 😘

Salam hormat pada para Wanita di seluruh dunia yang selalu berusaha menjadi Istri Solehah yang Allah Ridhoi ❤️

14 April 2020
Hajah Sofyamarwa R.

No comments:

Post a Comment