Tangisanku terhenti sejenak. Bocah berusia 2 tahun lewat 4 bulan itupun sudah terlelap di pelukanku sehabis menangis hebat.
Sehabis pulang dari pasar tadi kami mampir sejenak ke buyutnya, maksud hati agar anakku mau bermain disana barang sejam dua jam. Sudah sekian lama tak main disana, karena sesuatu.
Untuk mengalihkan perhatiannya, sempat kubelikan jam tangan spinner 25ribuan di pasar tadi, berharap moodnya bagus dan saat ke uyutnya ia akan mau ditinggal.
Ternyata sama seperti saat berangkat tadi, ia melantai, menangis rewel dan tak mau. Minta digendong dan ingin pulang.
Kalau anakku bilang ngga mau, Aku juga tak bisa membiarkan anakku disana. Maka segera kuajak haidar untuk sekedar salam, namun juga tak mau.
Kupikir ia akan mereda, dalam perjalanan pulang yang hanya sekitar 10meter menuju rumah, anakku mulai memukul marah dan menangis lagi. Barangkali mau di uyutnya lagi? Ternyata tidak juga. Kubawa saja pulang, ia mengantuk.
Sampai depan teras, ia tak mau masuk rumah, berdiam dipagar sambil menangis keras. Alhamdulillah aku masih belum baper, masih santai, hanya heran saja.
Tak mau masuk, akupun masuk ke dalam rumah, dan tangisannya semakin kencang. Singkat cerita ia pun mau digendong dan masuk ke dalam rumah
Tak berhenti sampai disitu, tangisnya mulai lagi. Meronta ronta, gerakan tangannya memukul, gerakan kakinya menendang. Ku tahan dan bilang "kalau marah itu boleh, tapi ngga boleh memukul atau nendang, bunda ngga suka." Belum mempan, saya menjauh dan masuk ke dalam kamar, menutup pintu.
Dipersingkat lagi, tangisanku akhirnya pecah. Ingat beberapa hari sebelumnya ini pernah terjadi, dengan kejadian yang persis. Apakah trauma ya sampai kejadian yang hampir sama walau tak ada penyulutnya, menghasilkan kemarahan yang sama. Bisa jadi, karena ia masih kecil dan apa apa yang terjadi saat kecil begitu membekas.
Ketika tangisanku pecah sambil meringkuk di atas kasur, ia kemudian masuk ke pelukanku. Saling meminta maaf, dan tak lama ia tertidur.
Ya Allah..
Selasa, 23 Januari 2018
Seorang bunda yang masih belajar dan berusaha melakukan yang terbaik.
Kutulis untuk jadi pengingat, dan kelak evaluasi. Betapa bunda masih sangat perlu belajar perlu sabar. Saat Haidar 2 tahun 4 bulan. Maafkan bunda ya, semoga kita selalu disayang Allah
No comments:
Post a Comment