Tuesday, March 29, 2016

Sesaat Setelah Operasi Sesar


Mampu melakukan banyak hal secara mandiri, adalah salah satu hal yang sangat perlu kita syukuri. Akan begitu terasa ketika sebentar saja kita hanya bisa terbaring tak berdaya, dan melihat orang-orang tersayang kita melakukan banyak hal untuk membantu kita.
--Hajah Sofyamarwa

Perasaan itu begitu membuncah setelah 8 jam operasi sesar selesai. Bius spinal yang membuat sebagian tubuhku 'baal' sampai kaki baru mulai berangsur menghilang setelah 5 jam, membuatku panik tak bisa tidur karena merasa linu pada bekas luka sesar.
Maklum, rasanya baru kali ini aku mengalami sebuah operasi.

Malam itu setelah haidar lahir, aku tak bisa langsung mendekapnya dan mewujudkan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) seperti yang kubayangkan sebelumnya. IMD yang kubayangkan adalah ketika sang bayi menelungkup ke dadaku, berusaha berjuang menggapai tetesan colostrumnya yang pertama. Haidar harus diobservasi dulu sekitar 6 jam. Pada waktu sepertiga malam sembari panik karena sakit tak bisa tidur, kutanya perawat kapan bayiku dibawa masuk ke kamar, katanya pagi, setelah haidar mandi, karena lepas itu bayi harus sudah diurus orangtuanya. Aku hanya bisa bersabar, toh aku masi belum bisa apa apa, kakiku masih mati rasa. Setelah shalat subuh dan tersadar bahwa aku sedang tak wajib shalat (nifas) akhirnya aku tertidur lagi. Alhamdulillah pukul setengah tujuh pagi, kami bertemu, dan dengan susah payah haidar mendapatkan colostrum pertamanya. Repot sekali badanku rasanya, mau miring kanan atau kiri saja setengah mati! Hehe

* * *

Mereka dan Dukungannya
Aku merasa begitu terbantu ketika seluruh keluarga membantu dan mensupport kami. Suami yang terus mendampingi, bapak, mamah, bov, ifa, mashan, caca, ica, bapak, ibu, eneng, alfath, aki, ema, sodara sodara, --bahkan yang berkunjung juga kebagian gantiin popoknya hehe. Mencucikan baju, kain pernel, dan popok haidar; menggantikan popok kainnya saat basah; mengambilkan barang untukku; menjemur haidar; dan lain sebagainya. Aku juga salut pada para perawat dan bidan yang membantuku untuk seka, menggantikan pembalut nifasku, membersihkan badanku. Serius, aku pasrah saja, karena memang belum bisa ngapa-ngapain sendiri.

Belajar Berjalan
Kata dokter, pasca operasi 6 jam, aku baru boleh makan, latihan miring kanan - miring kiri dengan kasur yang tetap datar. Setelah 24 jam bisa belajar duduk, dan besoknya boleh belajar jalan kalau sudah merasa kuat.

Ya allah.. karena terlalu lama berbaring, sulit sekali rasanya menurunkan kaki dari kasur, belum lagi saat mau mulai menginjakkan kaki ke lantai..
ya rabb..

Tiba tiba muncul adegan film one liter of tears di benakku, ketika sang tokoh utama yang sakit sedang belajar jalan sambil tertatih. Lebay, tapi emang muncul rasa itu hehe. Baper, jadi mewek sendiri deh, rasanya ga berdaya banget. Huhu.
Sambil jemur haidar, suamiku sambil mapah aku yang belajar jalan :") payah banget deh saat itu aku ngerasanyaaaa

***
Keluar dari Rumah Sakit
Tanggal 8 September 2015 hari Selasa sore aku masuk RS, dan pulang 2 hari kemudian pada hari kamis malam. Katanya sudah boleh pulang kalau aku sudah bisa pipis sendiri, berjalan sendiri ke kamar mandi. Sedari siang belum muncul rasa ingin pipis, karena sebelumnya masih pakai kateter, jadi rasa nya belum di bawah kendali diri sendiri.

***

Bersambung ya :)

#Odopfor99days
#day25

No comments:

Post a Comment