Thursday, April 7, 2016

Mengapa harus di "nanti, nanti" kan ?


Banyak dari kita sering berkata,
"aku mau berubah nanti kalau bla bla bla."
"Ngerjainnya nanti aja kalau udah blablabla"
"Sekarang enggak akan bisa, nanti aja kalau blablabla."

Benar ?

Ah tak perlu menunjuk siapapun, cukup berkaca saja. Kita sering terlena dengan rutinitas kita, sehingga saat ingin membuat komitmen atau membangun kebiasaan baru, kita jadi begitu sulit mewujudkannya.

Belum sholeh lagi, euy!
Iya nanti kalau bayi udah gede, udah ngga repot, bisa belajar solehah lagi. Kalau udah punya uang banyak nanti sedekah nya dilakuin lagi. Kalau rumah udah beres, nanti tilawahnya rutin sehari sejuz lagi. Blablabla ...

Belum tentu saat "nanti" nya tiba, kamu inget. Belum tentu nanti kamu nya siap, belum tentu kondisinya memungkinkan, belum tentu kamu udah ngga punya excuse apa-apa lagi.

Kehidupan itu selalu naik setingkat demi setingkat. Berhasil atau tidak nya kita lulus pada tahapan ini mungkin bisa kita abaikan, ga kerasa sekarang. Tapi, akan menggambarkan bagaimana kondisi kita di tahapan selanjutnya, yang lebih tinggi tentunya. Belum tentu energi kita saat "nanti" itu cukup besar atau bahkan masih ada.

Belum tentu jatah usia kita masih ada saat "Nanti" itu tiba.

Kamis, 7 april 2016
#Odopfor99days #day26

3 comments: