Pemandangan Gerbang masuk Sekolah Alam Bandung, Dago |
Sebetulnya saya agak canggung kalau bilang “melamar kerja” di Sekolah Alam Bandung. Soalnya bagi saya, saat itu
saya memilih dan mengajukan diri untuk mengabdi dan beraktivitas pada suatu aktivitas
yang sangat menyenangkan! Tapi karena melamar kerja inilah yang jadi tema-tema
besar yang banyak dicari orang, maka tertulislah “Melamar Kerja” hehe
* * *
KISAH AWAL MELAMAR KE SEKOLAH ALAM BANDUNG
Sehabis lulus S1 Biologi ITB (Oktober 2013) saya tidak langsung
berambisi mencari kerja. Saat itu saya masih ada proyek dari dosen, pegang
beberapa anak privat, dan memang tidak sebegitu inginnya mencari pekerjaan
#jitak. Saya ingat hanya sempat mengikuti Career Day ITB dan BUMN Career Day di
Jakarta, hanya untuk memenuhi rasa penasaran saya bagaimana rasanya menjadi seorang
jobseeker. Bukan maksud hati untuk
nge’sok, percayalah, saat itu saya masih begitu ‘bocah’ dan belum sadar sama
realita kehidupan yang ada #hehe.
Sekitar Desember akhir saya dapat informasi lowongan untuk menjadi Guru
di Sekolah Alam Bandung dari seorang sepupu yang dulu pernah bekerja di sana.
Tahukah? Dengan tekad penuh, saya langsung meng-apply kirim email ke sana, bahkan
tanpa perduli bahwa DEADLINE SUDAH LEWAT, dan yang
dicari juga guru LAKI-LAKI, bukan perempuan! Saya kirim seberkas email
lamaran, dan saat itu saya hanya berbekal keyakinan diri bahwa saya ingin
menjadi bagian dari sana. Saya begitu tertarik dengan konsep sekolahnya, saya
bahkan baru memikirkan nominal insentif (gaji) ketika mau berangkat interview,
itupun karena diberi tahu sepupu! Saat itu sayapun tidak begitu mempedulikan hal itu. niat saya satu, diberi kesempatan disana saja sudah alhamdulillah :)
Februari 2014 itu saya mendapat kesempatan menjadi panitia exchange
mahasiswa Korea (Kookmin University) dan mengharuskan saya berada total di ITB
jatinangor selama sekitar 7 hari. Di sela-sela tugas saya sebagai konsumsi dan
LO itu, saya mendapat panggilan untuk interview dari Sekolah Alam Bandung. Apa
mau dikata, saat itu saya memutuskan untuk fokus di acara dulu, dan minta
reschedule. Setelah sekian hari setelah itu, saya mendapat panggilan interview
lagi, dan Alhamdulillah waktunya cocok.
Sehubungan dengan adanya informasi rekruitmen terbuka sebagai Guru Kelas di semester II tahun ajaran 2013-2014, saya Hajah Sofyamarwa tertarik untuk dapat bergabung dengan Sekolah Alam Bandung. Sebagai lulusan Sarjana Biologi ITB yang terbiasa di alam dan memiliki ketertarikan dalam bidang pendidikan dan perkembangan anak, menjadi seorang guru adalah salah satu cita-cita yang sesuai dengan passion saya.Belum banyak pengalaman mengajar saya. Sudah hampir kurang lebih 2 tahun saya menjadi guru les privat di tingkat SD kelas 5, SMP kelas 2, dan SMA kelas 2. Latar belakang saya cukup aktif dalam kegiatan pengembangan diri remaja dan mentoring di sekolah maupun kampus.Seperti yang tercantum dalam publikasi, saya tahu bahwa yang dibutuhkan adalah Pria dan batas waktunya sudah lewat (24 Desember 2013), namun saya tetap mencoba, dan yakin bahwa saya masih punya peluang untuk dapat menjalin hubungan dengan Sekolah Alam Bandung dalam bidang apapun. Menurut saya sekolah alam merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Tidak seperti sekolah biasa yang kadang hanya berfokus pada kemampuan akademis namun juga praktek di alam bebas yang mengasah imajinasi dan kreativitas. Saya juga berharap dapat meningkatkan kualitas diri pribadi, memberikan nilai tambah bagi Sekolah Alam dan saya akan sangat senang dapat menjadi bagian dari itu.
SAAT INTERVIEW
Persiapan saya untuk interview terbilang simple. Saya cukup percaya
dengan diri saya sendiri untuk bisa mendapat kesempatan “belajar” di Sekolah
Alam Bandung (SAB). Sekali lagi mudah-mudahan bukan karena kesombongan,
pengalaman hidup sampai saat itu memang menuntun saya untuk terbiasa berada
dalam lingkungan pembinaan dari anak-anak sampai remaja. Akan beda cerita kalau
saya harus meng-apply kerja di sebuah lab penelitian, pasti saya grogi setengah
mati ahehe. Saya merasa punya keterkaitan hati pada dunia pendidikan dan anak-anak. Saat
interview saya berhadapan dengan kepala sekolah, dan guru-guru senior yang
semua berjumlah 3 orang (Pak Aryo, Pak Sururi, Bu Hafni).
Sebelum interview saya menyempatkan diri berjalan jalan di lingkungan
sekolah. Excited banget! Selain suasana sekolahnya yang ‘ngalam’ banget, saya lagi liat anak-anak yang outbond, main
basah-basahan di kolam. Kebayang banget kan gimana nanti aktivitas saya kalau
ada disana? Makin ;)
Bismillah, interview apa adanya, tanpa beban. Habis interview juga
santai aja, jalan-jalan lagi dan ngajak ngobrol murid di sana. Alhamdulilla, sekarang hanya bisa berharap yang terbaik aja.
DI KONTRAK SEBAGAI PENGAJAR
Alhamdulillah, saya dipanggil lagi untuk membicarakan kontrak. Sebut
saja guru percobaan, tentu saja, menjadi seorang pendidik juga sama saja dengan
kalau kita melamar ke suatu perusahaan. Ada masa percobaan, masa penyesuaian.
Saya ditempatkan bersama seorang partner, Bu Arti di SD 2. Bu Sari minta maaf
karena ditempatkan bersama guru perempuan (seharusnya laki-perempuan), tapi toh
emang saya yang ngaco karena lowongan buat cowok laki-laki malah saya lamar
juga hehe. Saya pun masuk di pertengahan semester, jadi makin merasa dodol juga
hehe. Saya sendiri juga tak begitu yakin apa yang membuat saya bisa diterima
disana. Mungkin semua karena kebaikan hati mereka untuk memberi saya kesempatan
untuk bisa belajar disana. Singkat cerita, tak lama setelah itu 17 Maret saya
mulai masuk kelas. Alhamdulillah :’) Kisah seru mengharukan selama saya menjadi
pengajar setelah ini dilanjut di postingan terpisah ya :)
* * * * *
Sudah 3,5 bulan berlalu sejak saya resign sebagai guru kelas SD 2
Sekolah Alam Bandung (Juni 2014). Ya, resign, singkat sekali bukan? Saya tipikal orang yang suka menulis, namun
betapa sulitnya mengabarkan perihal ini pada dunia, pada para blogwalker
disini. Butuh keberanian dan kekuatan ekstra untuk akhirnya berani berbicara
hehe. #maaplebay #tapiserius. Mau tahu alasannya? Insyaallah di postingan yang lain ya, insyaallah :)
Bandung, 21 Oktober 2014
Hajah Sofyamarwa R.
Teteh knpa resign? Aku Ndak Nemu artikel lanjutannya...Hehehe
ReplyDeleteTeteh knpa resign? Aku Ndak Nemu artikel lanjutannya...Hehehe
ReplyDeletehaa iya nih belum sempet nulis tentang itu. insyaallah nanti disempetin nulis yaa :) intinya sih di keridhoan orang tua aja kok. saat itu orangtua agak kurang sreg kalau saya kerja disana. padahal saya seneng bangett hihi. harus belajar komunikasi yang bener lagi sama ortu hehe
Deletekak,, bisa bocorin gajinya berapa ya...
ReplyDelete