Monday, December 27, 2021
Membangun Tim Reseller - Butterfly Camp Rktim 2021
Serba-serbi Hamil di Kanazawa, Jepang
Friday, December 24, 2021
Kehamilan Trimester Pertamaku Di Jepang
Tuesday, November 16, 2021
INSIGHT MBA - PERCAYA, Miliki Target dan Percayai Prosesnya
Marketing VS Selling
Marketing : Output nya Kolam, Personal Branding
Selling : Outputnya Closing
Bangga dan Berdaya : No Selling, Dying (DEP)
Allah memberikan pada kita 3 poin yang tak terpisahkan.
1. Peranan
2. Tugas
3. Sumber daya
Ketika kita punya peranan, kita punya tugas, dan tugas kita membutuhkan sumber daya yang sudah Allah titipkan pada kita untuk dimaksimalkan. Terkadang setelah jauh memutar mencari, ternyata sumberdayanya ya adalah diri kita sendiri, atau dari lingkungan sekitar kita. Sejauh mana kita bisa menggali, menemukan dan memaksimalkannya
5 Levels of Leadership (Maxwell)
1. Position (rights) - Orang mengikuti kita karena mereka "HARUS"
2. Permission (relationships) - Orang mengikuti kita karena mereka "MAU"
3. Production (results) - Orang mengikuti kita karena apa yang kamu lakukan untuk organisasi
4. People Development (reproduction) - Orang mengikuti kita karena apa yang kita lakukan untuk mereka
5. Pinnacle (respect) - Orang mengikuti kita karena siapa diri kita dan apa yang kita tampilkan
PAHAMI HAL ESSENSIAL DALAM HIDUP
Tantangan setiap jaman berbeda, dan sebagai orangtua kita tak bisa menutup mata atas itu semua. Pahami perkembangan jaman yang ada, bekali diri dan anak-anak dengan hal-hal esensial sorang hamba, seorang manusia.
Nikmati proses gagal dan berhasil. Gagal bukan diri tak berarti, berhasil bukan berarti mulia
MILIKI TARGET
NIKMATI PROSESNYA
Cepat atau lambat bukan ukuran kita
Yakinlah waktu yang tepat adalah kondisi terbaik
INSIGHT
Alhamdulillah bersyukur banget bisa dapat sharing bermanfaat dari teh ririn dan dari teman-teman EPC lainnya. Jadi merefleksi kembali tentang bagaimana posisi diri ini menjalankan amanah sebagai leader tim. Terkadang kita merasa pernah ada di posisi yang prima, namun itu bukan kemuliaan. Sama halnya saat kita sedang dalam kondisi yang kurang baik itupun bukan suatu hal yang tak berarti. Jalani dan nikmati prosesnya dengan perlu tetap mengacu pada tujuan.
Belajar dari teman-teman yang lain bahwa memang terkadang kita dihadapkan pada kondisi yang tidak terduga dan perlu terus menyesuaikan diri. Entah kita sedang berada di atas, di tengah, atau bahkan di bawah sekalipun, ketika kita berani mengungkapkannya dan berbagi rasa, ternyata bisa menghangatkan sudut hati saudara-saudara kita.
Tetap lakukan amanahmu dengan benar.
Semoga Allah memberkahi segala proses bertumbuh kita dan saudara-saudara kita semua.
Kanazawa, 16 November 2021
Pukul 03.33 Dini Hari
Monday, November 15, 2021
Insight Nonton Drakor : Bukan Kebanyakan Drama atau DramaQueen, Kayanya Hidupku Kurang Drama (Jadi Butuh #eh)
BIsmillah
안녕하세요 annyeonghaseyo!
Pastinya takjub kaan wanita semacam aku nyapa pake bahasa korea, haha
Tenang aku cuma searching di google dan copas aja kok hihi.
Padahal saat ini aku udah hari ke 20 berada di Jepang tapi belum mengalirkan rasa mengenai itu ya disini. Gapapa deh ya satu persatu. 20 hari disini cukup jadi hari-hari yang "sibuk" buat aku pribadi. Next post kapan kapan aku cerita deh yaa <3
Sebelum ini aku bukan seseorang yang addict sama hal tertentu. Disaat orang-orang jadi fans berat perjepangan (anime, dorama, manga dan sebagainya) aku biasa aja. Disaat jadi emak-emak dan pada doyan nonton drakor sampe hapal orang-orangnya, aku juga biasa aja. Bukan karena apa-apa sih, aku cuma mengkhawatirkan diriku yang kalau udah nonton sesuatu dan suka, pasti ditonton sampe habis. kebayang kan kalau belasan episode drakor bakalan aku tongkrongin? Cucian, masakan, anak, grup reseller, dll udah pasti dilalaikan. Jadi ini karena tau kapasitas diri aja yang belum bisa memanage nya.
Jujur awalnya sempet penasaran sendiri, kok ada ya yang bisa maraton, ngikutin, bahkan hapal sama semua jalan cerita drakor. Sampai akhirnya mulai tau rekomendasi drakor bagus yang genrenya kusuka, langsung ku tonton marathon hihi
Prestasi Nonton Drakor selama jadi emak-emak 7 tahun:
1. Birthcare Center
2. Squid Game
3. Hometown Cha-cha-cha
keren kann, ini keluar dari zona nyamanku, berani nonton aja meskipun masih tetep ada guilty feeling karena nonton nya marathon wkwk.
Manteman Pernah denger istilah DramaQueen/ "Hidup Lo Kebanyakan Drama", ngga sih?
Hal itu pernah aku denger dan aku jadi bener-bener waspada supaya aku ngga menjadikan hidupku lebay atau kudramatisir. Aku tipe yang berusaha datar lempeng lurus apapun kejadian yang kualami. Aku ngga mau dilihat orang sebagai orang yang lemah karena "hal" kecil doang. Satu sisi kuanggap itu hal positif, tapi disisi lain, rasanya kok aku malah "mematikan" saraf "rasa"ku sendiri ya?
Jadi disini aku jadi paham, bahwa sebuah nasihat itu mungkin ngga selalu cocok untuk semua orang. Dan tanpa sadar kadang kita ngga tahu apakah nasihat itu beneran cocok buat kita atau enggak, tapi tetep kita dengerin bahkan praktekin.
Kadang aku ngerasa "nonton" itu adalah sebuah "kesenangan" yang mengganggu produktivitas, bahkan membuang waktu. Padahal ya aku suka, karena banyak hikmah yang didapat langsung secara multimedia. Kebayang kan dengan mindset semacam itu, nonton drakor bukan jadi opsi ku saat ini.
Tapii, di titik ini aku jadi sadar, bahwa, aku yang "garing" ini ya sebetulnya butuh hal-hal semacam itu.
sesuatu yang bisa "menghidupkan rasa kemanusiaan". Inget banget jaman SMP masih suka baca novel teenlit percintaan, persahabatan. tapi semenjak agak gedean dikit, ko rasanya hal semacam itu jadi ngga kulirik.
Ya ngga salah juga sih, namanya perjalanan hidup ya.
toh dari sini aku juga bisa belajar.
Aku justru ngerasa ko cara ku menghadapi hidupku berasa kurang drama yaaa,
bukan, aku bukan berharap ditambah ujian sama Allah. Aku cuma sadar kalau aku butuh lebih "hidup" dalam merespon setiap kejadian dalam hidup, lebih "pake hati" merespon manusia yang lain. Harapannya dengan ngeluangin waktu buat nonton hal semacam ini bikin diriku ngga kaku-kaku amat kaya tembok ya hihi.
BELAJAR BISA DARI MANAPUN
Kalau dipikir belajar enak dari buku, emang bener. Tapi ada hal-hal lain yang emang ngga secara instan kamu dapatkan sekedar dari buku. Jadi ya buku itu penting, tapi belajar melalui film juga boleh aja.
Contoh kecil di film Birthcare Center, aku jadi lebih paham sebetulnya hal-hal yang pernah kualami semasa jadi ibu muda itu sesuatu yang lumrah terjadi, aku juga jadi tahu bahwa ada segudang permasalahan lainnya yang aku belum tahu, aku juga jadi tahu bagaimana contoh ideal / hal baiknya.
Atau di film Hometown cha-cha-cha aku jadi belajar gimana sih hubungan 2 orang yang stranger itu bisa sampai jadi sebuah pernikahan (btw kan aku taaruf soalnya proses nikahnya meskipun udah kenal hihi), gimana "pacaran" itu (jadi inspirasi buat pacaran halal setelah nikah kaan haha), atau gimana rekatnya persahabatan, dan masih banyak lagi lainnya.
Yang sebelum nonton itu, karena aku orangnya lempeng, ngga terlalu aku ambil pusing.
Ya intinya jadi terisnpirasi lah yaa
Dalam kehidupan nyata kan ngga semua orang punya akses untuk melihat/ mempelajari berbagai jenis hubungan antar-manusia ya. Kadang contohnya hanya kita lihat dari orangtua atau keluarga aja, tapi kita "kurang jauh mainnya" jadi ngga banyak referensi. Menurutku itu salah satu perwujudan dari iqra sih, bukan sekedar baca buku aja kan ya, tapi baca kondisi sekitar. Dan lagi pandemi gini kan kadang terbatas ya, jadi manfaatin video atau film inspiratif hihi.
Jadii
Disini aku cuma mau bilang bahwa selama itu bermanfaat buat kita dan kita yakin, ya jalani aja.
Penting untuk tahu batasannya, jangan berlebihan tapi juga ngga perlu terlalu ketat.
Tugas kita menghimpun hikmah yang berserakan
Tujuan akhirnya ya tahu sendiri kan, supaya kita jadi manusia yang lebih baik, yang bisa jalanin amanah dari Allah dengan sebaik-baiknya.
Udah dulu ah, mau nulis yang lain lagi hihi, dadah!
Selasa, 16 November 2021
00.24
Cihuy bisa begadang!
Thursday, October 21, 2021
Resume Diskusi Sekolah SD di Jepang
Saturday, October 2, 2021
Syukurku Menjadi EPC Tigaraksa di RKTIM
“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.”
Ngga ada hal yang bisa membalas semua kebaikan beliau, semoga Allah memberikan selalu keberkahan pada kehidupannya.
Monday, July 26, 2021
Review dan Insight Film Hichki
Sunday, June 20, 2021
Kehilangan Memori
Buat manusia semacam saya yang cukup mudah lupa pada banyak hal, dokumentasi lama berupa foto, video, atau tulisan adalah suatu yang berharga. Ketika udah ngga bisa diakses di otak, dokumentasi di luar otak akan sangat membantu saya mengakses memori itu. sayangnya memang kelalaian diri ini yang kadang membuat dokumentasi di luar otak pun ngga terselamatkan.
You don’t just take a picture with a camera, you take it with your heart.
Seumur hidupku, ada pengalaman kehilangan yang cukup banyak, sekalian flash back aja yaa
1. Hilang HP smp-sma-kuliah. Ini pasti sedih saat itu tapi masih termaafkan. Yang disedihkan saat hp ilang itu saat itu masih seputar kontak phone book hilang, sms chat kenangan hilang,
3. Hilang Laptop di TIngkat 4 Saat lagi TA (Jambret). Kisah ini juga agak memilukan. Pulang dari kampus malam sekitar bada magrib. Sepanjang jalan ngedengerin ceramah aagym yang ngademin. Qadarullah jam 19.00 di depan puteran lotte mart, ada motor yang ngambil tas ku (disimpen di bagian kaki) sekaligus nendang motorku. Jatuh dan wassalam semua termasuk Laptop. Laptop nya waktu itu juga termasuk baru, dari uang beasiswa.
Kalau ngga salah waktu itu lagi ngurus pembuatan sim dan berkasnya ada di tas itu, Hasil jilid an laporan Kerja Praktek (KP) dan lagi persiapan Tugas Akhir tapi alhamdulillahnya belum mulai ambil data apapun. Banyak sekali konsekuensi yang jadi harus dilakukan. Laporan KP mesti minjem ke perpustakaan dulu untuk dipoto kopi, dan jilid ulang buat di kasiin ke BALITSA (tempat KP), dan aku udah ngga punya soft file nya #sad banget gaa. dan yang pasti, semua file matkul, laporan praktikum tugas dll tingkat 3 ke tingkat 4 juga hilang. Sedih nggga, sedih ngga, sedih nggaa? Sedih lah masa enggaaa hihi
4. Video nikahan ngga dikasih sama vendor karena harddisknya rusak.
5. HP Rusak. Asus mati total dan data foto hilang juga T_T Ini kondisi udah jadi emak emak yang galeri hp nya isinya anak semuaaa hiks
6. Laptop Acer Rusak. hardisknya ada, tapi belum di amankan ke google drive. suamiiiii i need youuu so muchhhh buat urusan backup data giniii hihi
7. HP Xiaomi Note 8 Kena air dan musti install ulang. banyak yang jadi ga ke back up.
8. HP Poco, Whatsapp nya tetiba kosong ngga ke backup, semua riwayat chat habis. masyaallah. Ini kondisi udah jadi mamak bisnismen
Itulah kompilasi kesedihan kehilangan banyak memori berharga.
yang semaunya sebenarnya karena kelalaian diri. Kalau ngga ada perbaikan diri, ya besar kemungkinan akan menghadapi hal yang sama kelak. Sebenernya, hilang memori ngga akan membuat kita jadi masuk neraka, atau kalau semua memori ada ngga membuat kita jadi bisa ke surga. tapii itu tadi, buat orang semacam aku, hal-hal itu tuh buat ngingetin dan nguatin aku, karena ngga semua bisa diakses di kepala langsung. Ya Allah maapkan hamba yang belum memaksimalkan kapasitas dan kapabilitas otak dengan baiiiikk.
Udah ikhlas? Bismillah insyaallah ikhlas
Semoga jadi perbaikan buat aku pribadi supaya bisa ada perubahan yang lebih baik lagi.
Makanya kenapa kadang suka upload upload foto/video anak atau keluarga, atau apapun gitu, karena ingin suatu saat bisa dilihat lagi dan sebagai salah satu back up kalau sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Bukan karena mau pamer atau gimana, hanya ngga mau menyesal lagi aja kalau semua hilangg.
Begitu :)
Monday, April 12, 2021
Review dan Insight Film Coach Carter
Alhamdulillah, akhirnya berkesempatan nonton film lagi! Jangan tanya ya jam berapa nontonnya. sekian menit setelah closing date Quartal 1 Tigaraksa, sekitar pukul 00.05 saya langsung tancap gas nonton film ini dengan durasi film sekitar 2,5 jam.
Menurutku, ini filmya bagus banget. Diambil dari inspirasi kehidupan nyata, mengisahkan tentang perjuangan seorang Coach Tim Basket dalam membina para anggota tim basket di sekolah yang punya reputasi buruk. Tentang bagaimana proses mengubah suatu keadaan dari yang asalnya buruk, menjadi sesuatu yang luar biasa. Meskipun ini filmya tentang basket, tapi bakal relate banget sama siapapun yang punya tugas membina-dibina ya. So, recomended ya!
Buat pemuda-pemudi SMA bagus banget sebenernya, tapi disayangkan dari film ini menurutku ada beberapa cuplikan adegan yang dewasa aja. Memang 18+ sih, dan ngga yang vulgar banget. Tapi ya khas nya film dari luar ya mereka cukup identik dengan freesex before married, dan party gitu. Emang harus ditemenin kali ya kalau nontonin ini sama anak remaja. atau pake metode skip skip adegan aja hehe.
INSIGHT
1. Ada prinsip dan sikap yang perlu dimiliki oleh seorang Coach / Pelatih / Pembina
Disini saya melihat banget bahwa seorang coach Carter ini punya karakter yang kuat.
- Sejak awal sebelum memulai, membuat perjanjian/aturan main terlebih dahulu dengan surat kontrak. Sebuah langkah yang kadang dirasa too formal dan tak biasa, tapi bagi anak usia SMA sebetulnya udah bisa (karena mereka hitungannya udah dewasa ya).
- Memegang prinsip yang menyeluruh bagi perkembangan anggota tim. Akademis, cara bicara, attitude, penampilan, ketaatan pada instruksi semua diperhatikan.
- Punya Visi yang lebih panjang ke depan. Basket bagi mereka adalah hal yang penting, tapi itu satu hal. ia memandang bagaimana para anggota tim tak hanya jago dalam basketnya, tapi bisa masuk universitas dan mengubah hidup mereka
- Tak segan memberi sanksi. Misal ada yang tidak bersikap sopan/melawan, tidak mau ikut aturan, mereka harus lari suicide beberapa puluh kali, atau push up sekian ratus kali. Jenis hukumannya juga mendidik, dan bagus buat stamina mereka sebagai pemain basket. Pastinya ada yang ngga suka, ngeluh, tapi karena tujuannya baik akhirnya ikut juga.
- Prinsip menegakkan aturannya luar biasa. Mengacu pada surat perjanjian di awal, sebagus apapun performance tim dalam bermain basket, ketika ada poin perjanjian yang belum mencukupi, maka ia berusaha meningkatkannya, dalam kasus ini, prestasi akademis yang kurang baik.
- Kuat Memonitoring Tim. Menariknya sekolah ini berani membayar coach basket dengan bayaran yang besar, tapi sistem dalam pendidikan akademisnya buruk. Coach Carter meminta monitoring nilai anak-anak tapi pada awalnya kepala sekolah dan guru merasa ia tidak perlu intervensi urusan itu. Kalo sekilas iya juga ya, urusan Coach Carter kan hanya Pelatih basket? Tapi, dia memegang prinsip bahwa anak-anak meskipun pemain basket, tapi tetaplah seorang pelajar. Coach basket, tapi tahu kondisi akademik semua anggota nya.
- Berani mengambil keputusan besar, meskipun dihadang banyak pihak. Menyegel lapangan basket dan memindahkan fokus anak-anak untuk mengejar ketertinggalan akademis. Gokil banget sih ini. Sampai orangtua, kepala sekolah, masyarakat, media semua geger. Membatalkan pertandingan di saat mereka lagi bagus-bagusnya. Tujuannya satu, mereka lulus dari standar yang telah disepakati bersama. Sampai disidang dan diminta resign sama dewan plus ortu murid.
2. Perlu dipahami sebagai orang yang sedang dibina
- Kita tuh mungkin ngga tahu perjuangan apa yang Coach kita alami buat ngebina kita. Keputusan coach carter untuk ngelatih anak SMA Richmond ini menurutku luar biasa. Memang ada bayarannya, tapi waktu nya hanya sebentar, dan kondisi anak-anaknya itu awalnya bikin pesimis banget. Bicaranya kasar, emosian, songong, ngga sopan. Belum lagi Coach carter ini punya anak yang udah keren banget di sekolahin di sekolah bagus dengan prestasi yang baik, tapi malah ingin pindah sekolah ke Richmond (yang kualitas rendah) karena ingin dilatih basket sama ayahnya. Luar biasa banget. Bisa bayangin kaan gimana rasanya kalo anak mau pindah ke sekolah yang menurut kita ngga bagus (secara lingkungan, prestasi, dll). So, beryukur dan berterimakasihlah pada mereka yang mau membinamu
- Percaya dan taat pada apa yang Coach mu sarankan/perintahkanAda masanya para pemain basket ini protes sama coachnya, kenapa begini begitu perasaan kita udah ngikutin semua tapi masih salah aja. Atau, ada yang ngerasa semua kemenangan itu karena mereka jagoan, coach 'cuma' ngelatih. Padahal fungsi coach itu ya memang melatih, melihat blindspot yang mungkin ngga bisa kita temui kalau kita hanya mengandalkan diri sendiri.
- Menjaga adab dan sikap dalam menuntut ilmu / belajar
Sejago apapun sutu individu, ketika tak punya adab / attitude nya buruk, maka hasilnya tidak akan maksimal.
Sunday, February 28, 2021
INSIGHT Webinar Bu Sarra Risman : Menumbuhkan Manusia Mandiri
Alhamdulillah hari Sabtu, 27 Feb 2021 kemarin mendapatkan rejeki untuk bisa menimba ilmu dari ibu Sarra Risman. Beliau adalah anak dari Bu Elly Risman yang juga aktif dalam dunia parenting. Sejujurnya cukup takjub melihat beliau secara langsung (meski lewat zoom), karena selama ini hanya melihat beliau lewat tulisan-tulisannya di laman facebook.
Kesan saya melihat beliau, cantik masyaallah, dan mirip sama Bu Elly Risman (yaiya!). Saya jadi ngebayangin bu Elly Risman dulu waktu muda nya persis beliau kayanya ya. Wajahnya seolah galak padahal tegas. Dan yang paling menarik, ekspresif sekali. Jadi misal ada penanya yang mengungkapkan pertanyaan via video/mic beliau akan mengangguk anggukan kepala, atau matanya merespon dengan antusias. Sedikit banyak juga gerak geriknya mirip sama Bu Elly Risman ya.
Okay prolognya cukup. Udah kepanjangan ya hihi.
RESUME :
Menarik bahwa bu Sarra mengibaratkan proses mendidik anak itu dengan proses menanam sebuah tanaman. Kita orangtua sebagai petani, dan anak sebagai BIJI nya. Sebagaimana seorang PETANI, orangtua hanya merawat biji itu agar tumbuh dengan baik. Yang namanya proses menumbuhkan biji, selalu ada kemungkinan GAGAL tumbuh, atau justru berhasil PANEN, semua tergantung dari bagaimana menjalani prosesnya. 4 Faktor Penting adalah :
1. Butuh Pupuk Terkini (Ilmu Update) : Petani butuh tau ilmu bercocok tanam. begitu pula orangtua dalam melakukan pengasuhan dan pendidikan kepada anak. Kalau ditanya apakah orangtua kita jaman dulu pakai ilmu parenting, tentu mereka punya konsep sendiri yang mereka jalani. Hanya saja, seiring perubahan jaman yang semakin maju, maka tantangan pun butuh dipecahkan dengan ramuan yang berbeda pula
2. Butuh Konsisten : Konsisten di dirawat, disiram, di pupuk, Agar hasilnya dapat terbentuk baik
3. Butuh Waktu : Tak ada biji yang terus tiba tiba menjadi pohon besar dalam semalam. maka dalam menumbuhkan kemandirian anak butuh waktuk, ngga instan yaa
4. Butuh Kesabaran : Ini kunci juga, kalau ngga sabar, petani bisa sewaktu-waktu kesel sama tanamannya saat tumbuh tak baik, padahal tanaman itu punya dasenya sendiri
1. Akar nya harus kokoh
2. Semua proses penanaman harus bagus
3. Petaninya harus ngerti perlu gimana
4. Hindarkan dari Hama : Kasian, Buru-buru, mau rapi, banyak tangan
MACAM KEMANDIRIAN : FESFA
Fisik, Emosional, Sosial. Finansial, Agama
Setiap tahapan usia punya targetan masing-masing
INSIGHT
Ternyata ada beberapa tahapan kemandirian yang masih jadi peer, kalau berkaca dari Konsepnya bu Sarra RIsman.
1. Usia 0-2 iday tidurnya masih sekasur sama bunda sampai sekarang
2. Usia 3-4 : Menulis, bantu pekerjaan orangtua, merapikan mainan
3. Usia 5-7 : Keramas, Tanggung jawab, masak, suka solat, ngaji, puasa.
Wednesday, February 24, 2021
REVIEW : KOLAM RENANG GRAND SHARON - THE CLOVER BANDUNG
Alhamdulillah sabtu lalu (6 Feb 2021) berkesempatan buat berenang bareng sama Embahnya iday. Karena jarang-jarang ketemu, tentunya saya menyambut baik ajakan itu, berangkat sekitar jam 13.30 dan pulang jam 17.00 😆