Sunday, August 9, 2015

Senyum Untuk Suamiku

A smile is the shortest distance between two people.

Betapa mudahnya aku menebar senyum pada orang orang yang tak kukenal disekitar ku. Tentu saja, Aku kan tahu itu sunnah rasul, senyummu pada saudaramu adalah sedekah.
Ya, aku sudah tahu.

Tapi kini aku sedih, betapa mudahnya aku kesal pada suamiku. Sedikit sedikit nangis, sedikit sedikit cemberut, sedikit sedikit diam. Aku kan kesal kalau dia tak mengerti. Aku kesal kalau dia terlalu acuh.

Ya rabb, padahal dia sangat baik.. padahal dia begitu lembut dan sayang padaku. Aku harus selalu ingat bahwa kami adalah dua orang yang berbeda. Dua orang yang memang sewajarny sedang belajar saling mengenal dan memahami.

Aku sendiri kaget karena merasakan hal ini, kemudian menuliskannya. Tak pernah terbayang di benakku bahwa aku dapat bersikap seperti itu. Tak pernah.

Maafin aku ya..
Mulai hari ini apapun yang terjadi, aku mau berusaha keras buat senyum.

Ruang TV de marrakesh, 28 juli 2015

***
Mulai terasa adanya 2 ego saling bertemu. Saling membalikkan badan juga pernah dilakukan. Btw, dalam pernikahan sepertinya itu biasa kok. Aku ngga tahan kalo marahan lama-lama. Antara pingin disapa duluan, atau kalo udah dtungguin lama dan ga disapa-sapa, jurus nyolek minta maaf duluan harus diancarkan. Hehe
Selamat datang di roller coaster pernikahan! :))

Dasar bocaaahhhhhh ×D

"Anytime you try to be a loving person, you're doing your part to save the world."
-- Marianne Williamson
(Dikutip dari buku Rumah Tangga, Fahd Pahdepie hal. 259)

Sumber gambar : dari sini :)

No comments:

Post a Comment