Wess gaya judulna (hehe)
Kali ini aku tak langsung menepi dan memberhentikan motorku untuk menuliskan apa yang barusan kualami. Ya, ini di jalanan, jalur cepat, dan baru saja aku "dimarahi" pengendara motor lain lantaran berjalan terlalu lambat di jalur cepat.
"Neng kalau pelan, jangan di kanan!"
Aku hanya terhentak. Tak jadi kesal, karena pernyataannya memang benar, akupun mengiyakan dan segera menambah kecepatan motor (loh bukannya ambil kiri -_-)
Kadang jalanan itu keras. Yang plin plan, di klakson; yang ragu berjalan, membahayakan; yang ngebut bikin deg degan; yang pelan bikin geregetan.
Aku jadi merefleksi caraku mengendarai motor. Kuakui, kalau jalanan kosong memang sering ngebut (hehe), tapi insyaallah ngga semrawutan ya. Aku juga sering tanpa sadar naik motor di tengah atau di kanan dan bikin kagok orang lain (kalo jalan kaki juga suka ga sadar masih suka ke tengah hehe).
* * *
Jalanan selalu menyajikan pelajaran bagi yang berusaha mencarinya (atau yang kurang kerjaan mikirin daripada bengong hehe). Di jalanan, semua orang berlari kencang pada suatu lintasan jarak dan waktu, bergerak menuju sebuah titik tujuan. Dalam perjalanan terkadang kita begitu tak peduli dengan apa yang terjadi pada orang lain, "ngga ada masalah sama gue, bukan urusan gue.", padahal setiap orang dalam perjalanan itu seringnya butuh diingatkan.
Terimakasih bapak yang sudah berani menegur dan mengingatkan saya!
Saya yang bandel ini kadang tak mempan diingatkan secara halus.
Tapi saya ngga sakit hati kok pak, ciyus. Saya malah seneng. Semoga jadi amal soleh bapak ya!
:))
Suatu sore di jalan memutar soekarno hatta,
Sekitar 12 januari 2015
No comments:
Post a Comment