Tuesday, December 17, 2013

belajar menjadi relawan

Alhamdulillah
Akhirnya saya mulai berani melakukan apa yang sebenarnya saya sukai :)

***
Saya jadi ingat masa-masa PROKM 2009 silam, saat-saat kesadaran sebagai mahasiswa baru dibangkitkan. Saat-saat diajarkan menjadi seorang mahasiswa idealis yang berprinsip dan peduli pada rakyat.
Menyanyikan lirik ini selalu dramatis dan membuat mata saya meleleh.
"berjuta rakyat menanti tanganmu, mereka lapar dan bau keringat..
Kusampaikan salam salam perjuangan.
Kami semua cinta cinta Indonesia.."

***
Siang itu seorang kawan mengajak saya untuk mendaftar dalam acara yang diadakan BP2M Salman (bidang pemberdayaan Masyarakat masjid Salman-red). Belum terlalu jelas infonya, saya mencari info di mading  dan memutuskan untuk ikut.

Sebagai mahasiswa Saya ga pernah ngerasain ikutan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kampus! 4 tahun saya berkuliah di jurusan biologi ITB tanpa pernah mengalami KKN di desa, membuat saya merasa masih ada yang 'hutang' untuk memahami masyarakat lebih jauh. Sebenarnya di ITB ada mata kuliah pilihan KKN Tematis, saya juga dulu sempat mendaftar. Sayangnya saat itu bentrok dengan ospek jurusan, saya pun memutuskan lebih memprioritaskan untuk bantu teman panitia lain sekaligus mencoba lebih dekat dengan adik-adik tingkat. Waktu Ospek jurusan (PPN) 2010 juga sempet ada live in beberapa hari, tapi saya ga bisa ikut T_T (yang pernah, bersyukur ya, saya ngiri hehe)

Yah namanya manusia, terkadang perlu waktu untuk bisa menyadari suatu hal. Rasa berhutang ini baru muncul setelah saya lulus menjadi sarjana, ketika kemudian dihadapkan pada berbagai realitas kehidupan masyarakat yang tidak seideal di kampus.

Berusaha keras mengingat, ternyata saya pernah juga terlibat dalam kegiatan sosial (hehe alhamdulillah) ini hanya bagian dari mensyukuri bahwa 4 tahun berkuliah hati saya masih dianugerahi oleh Allah sejumput rasa empati.

***
Saya senang kalau bisa berinteraksi dengan masyarakat, belajar banyak dari kehidupannya, dan belajar bagaimana memperlakukan masyarakat dengan baik.
Jadi, mudah-mudahan saya bisa belajar banyak dari proses ini. Teori yang mungkin pernah dipelajari bisa bermanfaat untuk diaplikasikan ke masyarakat. Setinggi apapun pendidikan formal kita, kita "bodoh" tentang ilmu nyata di masyarakat.

Semoga bisa belajar dari banyak guru kehidupan dimanapun :)

2 comments:

  1. Guru kehidupan itu berserakan dimana-mana, semua tinggal sejauh mana sinyal kita bisa menangkap hikmah-hikmah yang mereka keluarkan.:)

    Selamat membuat perjalanan-perjalanan yang penuh hikmah.
    Ditunggu cerita-ceritanya. :)

    ReplyDelete